GERAKAN FUNDAMENTALISME DALAM AGAMA KRISTEN
GERAKAN FUNDAMENTALISME DALAM AGAMA KRISTEN
Pdt. Frans Nahak
Apakah di agama Kristen ada gerakan-gerakan atau kelompok-kelompok Fundamentalisme? Pertanyaan seorang teman diskusi.
Secara politik Fundamentalisme adalah paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu yang radikal. Didasarkan pada argumentasi ada tiga kategori paradigmatik untuk menjelaskan bagaimana umat memaknai agama dan peran umat beragama di dalam kehidupan sosial politik. Pertama, kategori yang mengikuti pola paradigma substantif. Kedua, kategori yang dalam hal tertentu mengikuti paradigma sekuleristik. Ketiga, kategori kelompok yang secara formalistik bersesuaian dengan faham Fundamentalis, terutama dihadapkan agama dan negara sebagai kategori pertama, yaitu kelompok yang menempatkan diri dan mengekspresikan sikap keagamaan dengan paradigma substantif. Pengikut kelompok ini melihat dan memposisikan hubungan negara dan agama bersifat simbiotik, yakni suatu hubungan yang timbal balik yang saling memerlukan. Menurut pandangan kelompok ini, negara seperti Indonesia, memerlukan pandangan etika dan moral sebagaimana diajarkan oleh agama.
Fundamentalis dan penganut gerakan keagamaan selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama yang asli. Fundamentalis berarti orang atau kelompok yang taat dan setia pada dasar-dasar ajaran agamanya. Jika demikian, semua orang ingin menjadi Fundamentalis namun kemudian istilah Fundamentalis menjadi atribut yang tidak disukai dan negatif tentu karena label ini sebagai sikap konsiten yang membabibuta tanpa belaskasih terhadap sesama dan alam ciptaan.
Munculnya kelompok agama radikal di Indonesia di antaranya, mencerminkan adanya krisis kepercayaan terhadap tatanan yang ada meski banyak kalangan yang tidak setuju dengan gerakan ini karena radikalisme sering kali diikuti dengan aksi kekerasan dan pembunuhan yang tidak diajarkan oleh Tuhannya. Kemungkinan ada beberapa sebab; pertama, ketidakpuasan dengan apa yang sudah ada. Yang ada dianggap tidak sempurna, sudah menyeleweng dari akidah-akidah asli; kedua, bisa jadi karena disebabkan konflik-konflik interen sehingga memunculkan kelompok-kelompok Fundamentalis yang menjadi alternatif untuk kembali kepada aslinya; ketiga, oleh sosok yang kharismatis dalam kelompoknya telah dipercaya bahwa yang Maha Kuasa akan menurunkan wahyu yang baru; keempat, Fundamentalisme bisa juga disebabkan oleh kekuatiran para tokohnya bahwa agar tidak kehilangan pengikutnya perlu membangkitkan kembali semangat asli yang dipercayai.
Selain itu mnculnya Fundamentalisme karena proses perkembangan masyarakat menuju masyarakat industri modern. Biasanya dalam proses ini banyak orang yang mengalami kebingungan dan kehilangan kepastian hidup sebab begitu banyak perubahan kehidupan sosial yang melandanya. Sementara kelompok Fundamentalisme tidak bisa menyusuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan. Mereka yang bergabung dalam kelompok itu adalah mereka yang tengah kebingungan.
KELOMPOK FUNDAMENTALIS DALAM AGAMA KRISTEN
Fundamentalisme muncul di dalam gereja abad XIX dan awal abad XX yakni gereja berhadapan secara konfrontantif dengan ilmu pengetahuan. Kita harus katakan bahwa Fundamentalisme lahir di Amerika Serikat pada waktu itu iman Kristen seolah-olah didesak oleh ajaran DARWIN. Gerakan Fundametalisme itu kemudia menyebar ke seluruh dunia.
Bisa dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dalam kedudukan menang, sedangkan gereja dalam keadaan mundur. Pemimpin-pemimpin gerakan dikuasai oleh roh zaman di bawah perkembangan ilmu pengetahuan sehingga gereja kurang punya keyakinan dan kepercayaan diri. Munculnya Fundamentalisme untuk membangun benteng yang kokoh dalam perjuangan iman Kristen. Dengan tegas Fundamentalisme menarik garis-garis perjuangannya. kita menyebut beberapa contoh:
- Penyataaan Allah bertentangan dengan akal manusia.
- Alkitab dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan.
- Untuk mengamankan Alkitab terhadap kritik (penelitian Alkitab secara historis –kritis) Fundamentalis menciptakan ajaran inspirasi harafiah yang tegas-tegas menyatakan bahwa Alkitab tidak bisa salah.
Di dalam bidang biblika, Fundamentalisme berarti pendekatan terhadap Alkitab atas prinsip bahwa Alkitab tidak salah dalam hal apapun yang mendorong pemahaman Alkitab secara harafiah.
Fundamentalisme dalam gereja yang lebih muda dapat kita perhatikan bahwa; Pertama, muncul sebagai reaksi terhadap keadaan dalam gereja yang tidak lagi menunjukan kekuatan iman Kristen dalam menghadapi dunia ini. Dalam keadaan ini Fundamentalisme menjadi “benteng iman Kristen yang mengukukan pokok-pokok ajaran Kristen sebagai tandingan apa yang terjadi dalam masyarakat sekuler. Membangun benteng di sini bukan untuk bertemu dengan orang lain di luar benteng itu dan mengadakan percakapan (dialog) dengannya. Tidak. Benteng itu dimaksud untuk melawan musuh. Kedua, sebagai reaksi terhadap musuh (lawan), Fundamentalisme merumuskan segala sesuatunya serba absolut. Orang-orang dalam gereja membutuhkan kepastian-kepastian yang kmutlak. Ketiga, dengan penampilan yang absolut itu Funndamentalisme menuntut komitmen orang terhadap kebenaran. Berani mempertaruhkan segala sesuatu dan penyerahan diri yang total
Menurut Gabriel Fackre kelompok Fundamentalis Kristen bervariasi dan ia menyebut beberapa; ada yang bersifat apokaliptik, ada juga yang non apokaliptik, ada yang berpolitik ada yang tidak berpolitik; kelompok Injili Klasik dengan pengalaman lahir baru dan penginjilan-penginjilan massal; kelompok Injili Baru yang mulai menaruh perhatian pada dimensi-dimensi sosial dari iman dan bersikap kritis; kelompok Injili yang berorentasi pada sosial-politik untuk memperjuangkan keadilan dan perdamaian; kelompok Injili Kharismatik menekankan karunia-karunia sesudah “kelahiran baru”; kelompok Injili Oikumenes membuka hubungan dengan gereja-gereja lainnya dalam wadah-wadah oikumenes dunia.
Kecendrungan Fundamentalisme ada di setiap agama. Benturan-benturan akan terjadi jika Fundamentalisme agama A bertemu dengan Fundamentalisme agama B. Bagi gereja akan sangat berbahaya apabila Fundamentalisme ada dalamnya.