AKU HAUS
Refleksi Minggu Sengsara Kelima
Perkataan Tuhan Yesus yang Kelima di Atas Kayu Salib
“ Aku Haus”
Yohanes 19:28
Tepatnya tanggal 6 Maret 2010, ketika terjadi penyerangan oleh sekelompok orang yang tak dikenal yang menewaskan seorang teman saya di kamar kosnya. Setelah terjadi penyerangan, menjelang stengah jam kemudian kami mendengar kabar bahwa teman ini ada di Rumah Sakit Umum Kupang. Kemudian berita terakhir yang kami peroleh bahwa teman sudah meninggal. Saya bersama teman-teman di kos langsung ke Rumah Sakit dan menuju. Ketika sampai di kamar jenazah, kakak perempuan dari teman ini memeluk kami sambil menangis. Ia menceritakan kepada kami, bagaimana almahrum sebelum menghembuskan napas terakhir. Almahrum alat tajam (panah) di bagian perut dan paha sehingga darahnya terus mengalir keluar. Dia berjuang dengan penderitaan yang dialami karena dua anak panah yang tertancap di bagian perut dan pangkal pahanya. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, almahrum sempat mengatakan bahwa ia haus, jadi kakaknya mengambil segelas air meneral untuk memberikan kepada almahrum. Dari peristiwa ini kita bertanya: mengapa orang sementara mengalami penderitaan, kesakitan meminta air untuk minum? Seberapa pentingya air untuk tubuh? Air merupakan komponen penting dalam tubuh manusia. Sebagian tubuh kita terdiri dari 80% cairan. Kalau kehilangan cairan maka tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik. Fungsi air menjadi peranan penting bagi aktifitas tubuh. Cairan dalam tubuh untuk menjaga metabolisme tubuh dalam melakukan aktifitasnya, yaitu memperlancar organ tubuh, seperti memperlancar fungsi kerja otak, saluran pencernaan, pernapasan, saluran kemih, penyerapan makanan, memperlancar suhu tubuh, memperlancar peredaran darah, dan lain sebagainya. Dari sini kita bisa mengerti, mengapa tubuh ini sangat membutuhkan air. Apalagi seseorang mengalami penderitaan, misalnya luka, maka cairan darah akan keluar melalui luka tersebut sehingga peredaran darah ke seluruh tubuh tidak lagi berfungsi. Dengan demikian akan mempengaruhi pernapasan dan organ-organ tubuh yang lain.
Yesus mengalami penderitaan yang hebat. Penderitaan Yesus sangat dasyat dan mengerikan, sehingga tak tertahan lagi oleh-Nya. Coba kita membayangkan, penderitaan yang Yesus alami mulai dari jam 9 pagi (Mrk. 15:25) sampai jam 3 sore ( Mrk. 15:34). Bukan hanya itu saja, tetapi Ia mengalami penderitaan sejak ditangkap di taman Getsemani. Dia berjuang dengan kesakitan yang tiada tanding-Nya, keringat dan darah-Nya terus menetes melalui luka-luka cambuk yang ada di seluruh tubuh-Nya. Organ-organ dalam tubuh-Nya tidak lagi berfungsi, otak tidak lagi berfungsi, saluran pencernaan tidak lancar, pernapasan tersendat-sendat, dan lain sebagainya. Hal itulah Yesus memandang kepada para prajurit-prajurit di sekeliling kayu salib itu, dan berkata: “Aku haus”. Seorang prajurit berlari mengambil bunga karang, dicelupkannya dalam anggur asam, dicucukkannya pada sebatang hisop, lalu diunjukannya ke mulut Yesus. Ada seorang pengarang buku “Mesias, Konig Jesu”, menerangkan bahwa minuman yang diberikan kepada Yesus bukanlah karena belas kasihan, malahan dimaksudkan untuk menambah penderitaan-Nya. Ini adalah suatu kebiasaan di zaman dahulu kala. Kalau seorang yang disiksa sangat haus dan minta minum, sering kali dia diberi minuman campuran empedu dan anggur asam. Rasanya pahit bercampur masam, sehingga menambah penderitaan. Luka-luka bekas bekas penyesahan digosok pula dengan campuran anggur asam dan empedu itu. Rasanya sangat perih. Mungkin sekali prajurit-prajurit bermaksud mau menyiksa Yesus sehingga mereka menyiapkan minuman itu. Pendek kata, minuman itu bukan menyegarkan, malahan menyiksa. Dengan memberi-Nya minuman anggur asam itu, maka digenapi Mzm. 69:22: “mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku, minum anggur asam”. Dalam ayat ini pun anggur asam bukan berarti minuman yang menyegarkan, tetapi menambah rasa sakit. Dalam minggu sengsara yang kelima kita berefleksi.
Pertama, Yesus merasa haus karena darah-Nya mengalir melalui bilur-bilur untuk menghapus dosa umat manusia. Darah-Nya mengalir untuk menyucikan hati nurani dari perbuatan kita yang sia-sia supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup (Ibr. 9:14). Darah-Nya untuk mengadakan perdamaiaan (Kol. 1:20-23), agar kita yang dahulunya jauh dan bermusuhan dengan Allah sekarang menjadi dekat, berdamai dengan Allah. Darah-Nya menjadi harga yang mahal agar kita ditebus. Yang tadinya kita berada di tempat pegadaiannya iblis sekarang kita ditebus, dikeluarkan. Kalau kita membaca iklan di papan pegadaian “mengatasi masalah tanpa masalah”. Itulah hanya iklan. Ketika manusia menggadaikan dirinya kepada iblis karena dosa itulah masalah. Manusia tidak mampu untuk menebus dirinya, hanya Allah yang mampu menebus dengan darah Anak-Nya (I Pet. 1:18-19). Itu harga tebusannya. Darah Kristus yang menebus manusia (manusia menjadi objek kasih Allah), sekligus memampukan manusia untuk keluar dari ruangan pegadaiannya iblis dan menolong (manusia sebagai subjek) orang lain untuk kelaur dari pegadaiannya iblis. Yesus haus karena darah-Nya mengalir untuk tebus kita manusia. Jangalah kita menggadaikan diri ini untuk menjadi budak karena kita telah ditebus dengan harga yang mahal. Iman Kristen itu mahal, bukan murahan. Harganya adalah darah pengorbanan. Maka dengan demikian, kita ini memiliki harga diri yang mahal. Jangan menjual diri ini kepada manusia yang “hidung belang” karena uang atau kenikmatan sesaat. Harga diri kita tidak bisa dibeli dengan uang, perak dan emas. Manusia tidak mampu membeli, yang hanya mampu membeli adalah Allah sendiri. Kasus penjuaalan manusia atau Human Trafficking yang terjadi akhir-akhir ini membuat manusia kehilangan harga diri. Manusia menjual diri kepada colo, Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Mereka ini adalah kaki tangannya agen perusahaan PJTKI, yang berkeliling dari satu kampung ke kampung lain mencari orang untuk direkrut menjdi TKI dan TKW di luar negeri.
Yesus haus karena luka yang ada di tubuh-Nya mengeluarkan cairan dan darah, untuk menjadikan tubuh manusia kuat dan berharga. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yng kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang fana, bukan pula dengan perak dan emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama sperti darah ank domba yang tak bernoda dan bercacat (I Pet. 1:18-19). Tubuh kita adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kita, Roh Kudus yang kiat peroleh dari Allah, dan kita bukan milik kita sendiri? Sebab kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (I Kor. 6:19-10).
Kedua, Yesus berkata “Aku haus” kemudian seorang prajurit berlari mengabil bunga karang, dicelupkannya dalam anggur asam, dicucukkannya pada sebatang hisop, lalu diunjukannya ke mulut Yesus. Bukan untuk menghilangkan haus tetapi untuk menyiksa dan menabah rasa sakit. Bukan menolong orang tetapi membuat orang tambah menderita. Ada seorang tetangga saya di kampung. Pada suatu kali, ada beberapa orang calo TKI dan berjalan keliling kampung untuk mencari orang-orang yang mau menjadi TKI dan TKW, dengan janji-janji yang menggiurkan. Gaji besar, kerja ringan, dan lain sebagainya. Jadi tetangga ini menjual semua tanahnya, agar uangnya bisa dipakai ke luar negeri. Kemudian ibu dan pak ini berangkat, anak-anak mereka dititip kepada keluarga. Satu tahun kemudian ibu ini dikirim pulang karena sakit. Sakit karena pekerjaan di sana cukup berat. Dua tahun kemudian suaminnya pulang karena mingidap penyakit HIV/AIDS. Sampai di kampung tidak ada tempat tinggal karena semua tanah dijual. Bukan menolong tetapi membuat orang semakin menderita. Itulah yang dilakukan oleh para prajurit kepada Yesus. Yesus haus meminta air untuk minum tetapi mereka memberi anggur yang asam untuk menambah penderitaan. Kemudian Yesus mengutip Mzm. 69:22: “ mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam”. Dalam ayat ini pun anggur asam bukan berarti minuman yang menyegarkan, tetapi menanbah rasa sakit.
Ketiga, banyak orang yang “haus” yang membutuhkan pertolongan kita. Haus dalam artian miskin, haus akan keadilan dan kebenaran, haus karena kehilangan harga diri, haus karena kurang perhatian, dan lain sebagainya. Siapakah yang harus memberi mereka minum?
Selamat merayakan Minggu sengsara Tuhan Yesus yang kelima
Tuhan Berkati
Syalom!!!!