APAKAH MUSIBAH DIALAMI KARENA AKIBAT DOSA?
APAKAH MUSIBAH DIALAMI KARENA AKIBAT DOSA?
BELAJAR DARI LUKAS 13:1-5
“Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (ayat 3).
Pemahaman tentang dosa dan akibat di kalangan orang kristen masih sangat kental bahkan sudah mengakar. Sampai kepada sikap menghakimi. Misalnya, di pedalam Timor Amanuban, khususnya Amanauban Timur. Sapi, babi masuk dalam kebun seseorang merusak tanaman jagung, ubi, pisang, itu dianggap karena dosa dari keluarga tersebut. Anak celaka, sakit, yang dicari adalah dosa dari keluarga atau anak tersebut yang mengakibatkan sakit tersebut. Bahkan ada bencana alam di daerah yang mayoritas masyarakatnya keyakinan berbeda dengan kita lalu kita mengatakan bahwa bencana tersebut karena dosa mereka.
Apakah benar pemahaman tersebut?
Bacaan ini tanggapan Yesus terhadap kabar kematian orang-orang Galilea yang dibunuh oleh tentara Pilatus atas perintah Pilatus, sewaktu mereka datang mempersembahkan korban di Bait Allah. Tak hanya dibunuh tapi darah korban dicampur dengan darah kurban yang hendak dipersembahkan ke Bait Allah. Kemudian delapan belas orang yang menjadi korban runtuhnya menara Siloam. Atas kedua peristiwa naas ini orang-orang Yahudi menganggap karena dosa sehingga mendapat hukuman tersebut dari Allah.
Yesus merespon anggapan tersebut, pertama, bahwa kematian karena celaka tidak otomatis karena dosa. Kedua, dari pada sibuk menilai dosa orang lain melalui peristiwa hidup dan mati seseorang, Yesus menyarangkan agar pertobatan di mulai dari diri sendiri. Yesus menghendaki agar mereka bertobat . Jangan menghakimi orang lain melalaui musibah yang mereka alami tetapi belajar dari peristiwa tersebut.
Jika kita melihat dalam Perjanjian Lama tentang Nabot dibunuh bukan karena dosanya, Ayub yang menderita bukan karena dosa. Dalam Injil Yohanes pasal 9 orang buta yang sejak lahirnya bukan karena dosa melainkan melalui kondisi tersebut nama Tuhan dipermuliakan.
Maka dengan demikian kita berefleksi bahwa setiap peristiwa dialami, celaka, sakit, rugi, bahkan kematian yang dialami oleh seseorang membuat kita belajar dari peristiwa itu bukan untuk menghakimi. Masing-masing kita menyadari diri untuk bertobat. FN.