BERJAGA-JAGALAH

BERJAGA-JAGALAH

MATIUS 24: 37-44

Matius 24 khotbah Yesus tentang akhir zaman, waktu Yesus bersama murid-murid di Yerusalem hendak mengikuti Paskah. Khotbah tentang akhir zaman ini merupakan gabungan antara pengungkapan tentang sesuatu yang akan terjadi dalam waktu dekat, yaitu mengenai kejatuhan Yerusalem dan pengungkapan tentang pristiwa yang akan terjadi pada masa yang lebih jauh, kedatangan Kristus yang kedua kali.

Dalam konteks ini, jika kita memperhatikan dari aspek Yesus, Ia tahu bahwa akan menjalani penderitaan. Namun bagi murid-murid berbeda, saat ini mungkin Yesus akan menjadi raja politik. Sebelumnya Yesus telah dieluk-elukan sebagai raja.

Yesus memulai awal khotbah-Nya dengan menunjuk kepada bangunan Bait Allah yang akan diruntuhkan. Pada tahun 70 masehi bulan Agustus tentara Romawi mengepung kota itu, Bait Allah terbakar, orang-orang Yahudi ditawan dan orang-orang Kristen melarikan diri.

Murid-murid bertanya tentang kesudahan zaman. Yesus menyampaikan khotbah-Nya dalam pasal 24 bahkan berakhir di pasal 25. Dr. J. H. Banvinck membagi pasal 24 menjadi dua bagian. Pertama, ayat 4-35 tanda-tanda yang mendahului perkara-perkara tersebut. Kedua, ayat 36-51 dianjurkan supaya berjaga-jaga yang benar-benar. Tidak seperti orang bebal, acuh tak acuh.

Pasal 24:37-44 bagian dari berjaga-jaga. Perikop tersebut Yesus tidak berbicara tentang kedatangan sebuah kerajaan duniawi, tetapi menunjuk kepada hidup kini dan di sini untuk menyambut kerajaan Allah yakni kedatangan Anak Manusia. Kedatangan Anak Manusia tidak dapat dipisahkan dalam sejarah. Sebab di lain pihak, Yesus berkata “Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa,” (Mar. 9:1) “Kerajaan Allah ada di antara kamu,” Luk. 17:21). Kedatangan Kerjaan Allah menunjuk kepada diri-Nya yang telah datang, sudah ada dan akan datang.

Dalam rangka menyambut Kerajaan Allah yang akan datang, Yesus mau mengingatkan agar umat Allah hidup dalam kewaspadaan. Ia menggunakan dua perumpaan yaitu tentang orang-orang hidup di zaman Nuh sebelum air bah, yakni pola hidup dan karakter yang masa bodoh. Hidup acuh tak acuh, bersenang-senang, hidup hanya memuaskan nafsu. Karena kehidupan seperti itu, Allah hendak menghapus kejahatan di bumi dan segala isinya terkecuali Nuh keluarganya dan binatang-binatang yang ditentukan Allah. Pertanyaan ialah, apakah berita hukuman Allah terhadap dunia dengan air bah hanya datang kepada Nuh atau kepada semua manusia pada waktu itu? Kita tidak menemukan jawaban. Nuh orang saleh yang hidup pada zamannya, melalui perbuatan dan tindakannya merupakan pemberitaan tentang berjaga-jaga. Kita bisa membayangkan, Nuh membuat bahtera di atas gunung. Bagaimana tanggapan orang-orang waktu itu? Pasti ia dapat olokan, hinaan, dan seterusnya. Namun dengan ketaatan ia tetap mengerjakan persiapan bagi keselamatan keluarganya.

Kemudian Yesus juga mengingatkan agar berjaga-jaga karena walaupun sama-sama hidup, sama-sama bekerja, bersaudara, namun waktu itu terjadi yang lain tidak ambil bagian keselamatan yang ditentukan. Perumpamaan kedua tentang pemilik rumah yang tahu membaca waktu. Pemilik rumah ini peka dengan keadaan.

Ada beberapa catatan dalam perenungan ini:

Pertama, dalam diri Yesus sudah datang Kerjaan Allah dalam sejarah. Kini di dalam Roh Ia ada di tengah-tengah kita. Namun penggenapan dan penyempurnaan Kerjaan Allah ialah kedatangan yang kedua. Kita tidak mengetahui waktunya. Kita tidak akan diberi tahu. Tidak penting, karena yang penting ialah hidup dalam ketaatan dan selalu berjaga-jaga. Kedatangan kedua ini dalam segala kemuliaan-Nya yang gilang gemilang, pada akhir zaman atau hari kiamat. Perwujudan janji-janji Allah disempurnakan, baik karunia-Nya maupun murka-Nya. Pada saat itu dunia dan segala isinya akan disempurnakan, melalui penghakiman terakhir. Bagi orang yang berjaga-jaga, bersifat personal dalam arti bahwa akan bertemu “muka dengan muka” dengan-Nya tanpa takut apapun. Kedatangan yang penuh dengan sukacita yang nyata serta merupakan berkat dan karunia yang sempurna,  di mana Allah memuliakan kita dalam kesempurnaan-Nya. Ia akan menghakimi orang hidup dan mati, akan sangat menakutkan dan mengerikan bagi mereka yang tidak percaya. Bagi mereka yang pola hidup, karakter hidup, seperti orang-orang yang hidup pada zaman Nuh sebelum air bah.

Kedua, kita tidak bisa meramalkan kapan Tuhan Yesus datang. Ia sudah ada di tengah-tengah kita, Roh Kudus menolong kita mempersiapkan hidup dengan baik, entah esok atau lusa atau kapanpun Ia datang, itu bukan urusan kita. Ada yang mengatakan bencana alam akhir-akhir ini dan bencana non alam covid-19 pertanda bahwa kahir zaman sudah dekat. Orang tersebut seperti panitia hari kiamat. Lakukanlah tugas, berjaga-jaga, agar anda dan saya selamat dari bencana non alam yang menjadi pandemi. Jangan sampai covid-19 menjadi akhir zaman personal bagi diri, keluarga karena tidak berjaga-jaga.

Cerita seorang bapak dan anaknya. Bapak ini mendapat tugas di luar daerah jadi ia berpesan kepada anaknya.

Bapak : “Nak, bapak ada mau tugas di luar daerah, jadi nak akan sendiri dalam beberapa waktu ke depan.”

Anak : “Bapak tugas berapa lama? Dan kapan pulang?”

Bapak : “Tidak tau kapan pulang. Tapi ingat! Jaga rumah, bermain jangan terlalu jauh dari rumah supaya sore bisa kasih bersih rumah, siram bunga, kasih masuk ayam, kasih makan babi.”

Anak : “Iya bapak, pulang bawa kasih saya hadia.”

Bapak ini berangkat ke tempat tugas. Karena ingat pesan bapaknya, maka anak ini melakukan tugas seperti yang dipesankan oleh bapaknya. Dia bermain dengan teman-temannya tidak jauh dari rumah, menjelang sore anak ini berhenti bermain agar melakukan tugasnya di rumah. Bapak ini tak kunjung datang, anak ini semakin melupakan tugasnya, tidak ada yang mengingatkan dia. Dia bermain dengan temaan-temanya jauh dari rumah, dan jarang pulang rumah sehingga rumah tidak terurus. Semua tanaman kering, ayam mati, babi hilang. Suatu hari anak ini pulang ke rumah, sementara ia duduk di depan rumah tiba-tiba bapaknya turun dari mobil. Bagaimana perasaan anak ini? Kalau kita sebagai anak itu, bagaimana perasaan kita? Senang karena bapak datang dan membawa hadia atau takut karena kita tidak melakukan tugas kita?

Ketiga, kita masih dalam keadaan yang sulit karena covid-19. Marilah kita seperti Nuh yang taat, menyiapkan bahtera untuk keselamatan keluarganya. Seperti tuan rumah yang bijak membaca kondisi. (Pdt. Frans Nahak)

Salam sehat dari Fatukopa.

Jemaat GMIT Besnam mengucapkan selamat mempersiapkan diri untuk berbakti hari minggu di rumah tangga masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *