BERTUMBUH DAN MENJADI BERKAT DI PULAU KARANG

BERTUMBUH DAN MENJADI BERKAT DI PULAU KARANG

Pulau Timor adalah pulau karang. Tanahnya berbatu dan berkapur dengan curah hujan yang sedikit.

 Ada teman saya dari Jawa datang berlibur Timor, ia mengunakan waktu libur untuk berjalan-jalan ke pedalaman Timor. Setelah masa liburnya habis ia ingin kembali ke Jawa. Saya mengajak dia untuk tinggal di Timor namun ia menolak. Ia berkata kepada saya, “Wah, ngeri, melihat keadaan alam di Timor yang penuh dengan batu karang. Tidak mungkin ada kehidupan di pulau Timor. Suhu udaranya panas membakar. Cadangan air tanahnya sedikit sekali.” Ya, benar, Timor adalah sebuah atol (Pulau karang) dan unsur tanahnya hanya sedikit sekali. Kami orang Timor mengakui itu. Hal itu terlihat dari nama yang diberikan kepada kampung-kampung. Menurut para peneliti hampir 70% nama tempat di pulau Timor di awali dengan kata We (air dalam bahasa Tetun) Oe (air dalam bahasa Dawan) dan Fatuk ( batu dalam bahasa Tetun), Fatu (dalam bahasa Dawan).  Nama-nama itu mengekpresikan keadaan kami orang Timor akan air dan kenyataan tanah kami. Topografi pulau timor juga mungkin yang membentuk watak kami sehingga terkesan orang timor watak yang keras. Bicaranya mesti keras. Contohnya, mama atau bapak panggil anak mesti teriak. Omong di telfon tak bisa perlahan.

 Ada sebuah iklan beberapa tahun yang lalu, mungkin menjadi bahan tertawaan atau olokan bagi kami orang Timor, yakni “sumber air sudah dekat..dst..”  Tapi  Itulah kami di Timor.
Walaupun demikian, di atas batu karang tumbuh banyak jenis tanaman, pohon cendana yang wangi, pohon johar yang daunnya tetap hijau sepanjang tahun, pohon lontar yang menghasilkan gula, dan bunga bugenvil yan berwarna-warni. Bahkan gunung batu yang anda lihat menakutkan, di dalamnya marmer yang indah, mungkin di pulau lain tidak ada. Keindahan marmer seperti hati orang Timor, kecantikan seperti gadis-gadis dari Timor. Keindahan tubuh dan kecantikan kami menjadi daya tarik bagi orang di daerah luar.
Seperti pohon yang disebutkan, kami tumbuh di pulau karang, pulau kering, bukan berarti kami tidak bisa berbuat apa-apa. Justeru kami menghasilkan keharuman seperti cendana, kami akan tetap hijau seperti pohon johar, kami menghasilkan nira yang manis dan gula yang mungkin tidak ada di dunia ini dari pohon lontar. Dan kami, menghasilkan warna-warni seperti bunga bugenvil. Kami telah menghiasi tembok-tembok dengan kecantikan.
Sahabatku, tempat yang terbaik tidak selamanya seperti lembah Yordan, karena itu bisa menjadi seperti Sodom dan Gomora (Kej. 13 : 10). Tempat yang sulit tidak berarti tidak ada kehidupan. Kehidupan sejati muncul dari kesulitan (Kej. 13 : 14).

Kejadian 13 menceritakan bahwa Lot memilih lembah sungai Yordan dan Abram di tanah Kanaan yang tandus, susah airnya. Lembah Yordan daerah yang subur namun penuh kejahatan dan terakhir Tuhan memusnahkan (cerita Sodom dan Gomora). Tanah Kanaan yang tandus tak berair menjadi tanah perjanjian yang penuh madu dan susu. FN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *