DIRHAM YANG HILANG

DIRHAM YANG HILANG

“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan Jika ia kehilangan satu diantaranya, tidak menyalahkan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai menemukannya?” Lukas 15:8.

Ayat Alkitab ini kami baca dan renungkan saat Pemahaman Alkitab bersama kaum ibu.
Ada seorang ibu yang bercerita bahwa ia memiliki anak banyak namun karena konflik dalam keluarga membuat anak-anaknya tidak pernah berkumpul bersama. Ada hanya pertengkaran. Setiap hari dia menangis dalam doa dan berusaha agar anak-anaknya kembali berkumpul sebagai adik dan kakak dalam persekutuan keluarga. Tuhan mendengar pergumulannya terakhir mereka kembali berkumpul sebagai sebuah keluarga.

Dalam nas ini perempuan itu kehilangan satu dirham. Ada dua produk yang uang dirham pada waktu itu, yang pertama, dirham dari mata uang Yunani adalah nilai uang logam yang senilai satu dinar (upah buruh kasar), nilai uang dirham yang sangat kecil, sebab untuk bea masuk ke Bait Allah saja upetinya dua dirham (Mat. 17:24).
Dirham yang kedua adalah mata uang emas dari Persia, berat kurang lebih dari 8 gram, maskawin, sebuah dirham yang sangat berharga.
Konon ceritanya dirham yang dimiliki oleh perempuan itu adalah dirham hiasan emas dari Persia.
Dari cerita perempuan dan dirham kita mencatat setidaknya dua hal:
a) Dirham perempuan itu merupakan “maskawin” dari sang suami, dirham yang dirangkai dari sepuluh keping emas yang dilingkar di kepala, jika salah satu hilang, rangkaian dirham akan terlihat “ompong” dan menjadi hiasan yang sangat buruk.
b) Dirham sepuluh keping ini merupakan satu paket, jika salah satu hilang, belum tentu bisa ditukar dengan dirham yang lain.

Perempuan ini sangat rindu, segera menemukan dirhamnya, tanpa menunggu pagi, malam itu, ia langsung mengambil pelita menyalahkan lalu mencarinya. Sebab ia tidak menghendaki barang yang berharganya hilang, puruk, karena terputus dari lingkaran persekutuan. Ini merupakan insiatif dari seseorang pemilik, tuan, yang sangat menyayangi barang kesayangannya.
Ia tidak mau kehilangan satu pun walaupun yang banyak masih ada, karena satu mempengaruhinya yang lain.

Persekutuan antara keluarga, antara jemaat sangat berharga. Tak bisa ditukar dengan uang. Karena itu, jika seorang hilang dari persekutuan maka persekutuan akan ompong. Dalam persekutuan setiap orang berharga. Bukan satu hilang masih ada yang sembilan karena jika demikian, maka yang dipikirkan  keuntungan, kuantitas, bukan kesatuan persekutuan. Jika memikirkan keutuhan persekutuan satu menghilang merindukan, cari dan rangkulah. Jangan katakan masih  ada hari esok. Dalam cerita ini ketika satu dirham hilang saat itu langsung mencarinya. (FN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *