DOA YESUS UNTUK PERSEKUTUAN ORANG YANG DIUTUS-YOHANES 17:1-26

DOA YESUS UNTUK PERSEKUTUAN ORANG YANG DIUTUS

Yohanes 17:1-26

PENGANTAR

Setelah merayakan kenaikan Yesus Kristus, gereja-gereja di pedalaman timor biasanya melaksanakan doa “sepuluh malam” atau biasa yang mereka sebut doa penantian. Namun perlu diluruskan pemahaman warga gereja bahwa doa penantian ini adalah berdoa memperingati penantian murid-murid selama sepuluh hari sebelum Pentakosta. Tradisi doa “sepuluh malam” sangat baik karena dengan sendirinya jemaat berkumpul setiap malam di gereja. Mereka bernyanyi, berdoa, membaca Alkitab dan merenungkan. Tadi malam saya hadir untuk berdoa bersama mereka di dalam gereja. Dalam perenungan saya mengatakan kepada mereka bahwa gereja yang hidup adalah gereja yang berdoa. Yesus dalam menjalankan tugas-Nya di bumi doa menempati tempat yang penting dalam kehidupan-Nya. Yesus anak Allah saja berdoa apalagi kita sebagai manusia.

PEMBAHASAN TEKS

Bacaan ini dikenal dengan doa Imam Besar. Menurut J. L Ch. Abineno, dalam hidup dan pekerjaan Yesus doa menempati tempat yang penting. Sebagai orang Yahudi Yesus mengikuti kebiasaan bangsa-Nya yang berdoa tiga kali sehari, yaitu pada waktu pagi, siang dan petang atau malam. Misalnya, Yesus mengasingkan diri untuk berdoa (Mrk 1:35; Luk. 5:16), Yesus berdoa sepanjang malam (Luk. 6:12), Doa Yesus (Mat. 6:9-13; Luk. 2:4), Doa Yesus di Getsemani (Mat. 26:39, 42; Mrk. 14:35-36; Luk. 22:42; Ibr. 5:7) dan doa Yesus untuk diri-Nya dan para murid-Nya (Yoh. 17:1-26).

Dalam bacaan ini, kita dapat membagi doa Yesus menjadi 3 bagian, yakni:

Pertama, Yesus berdoa untuk diri-Nya sendiri (ayat 1-5)

Tema utama di dalam doa Yesus adalah kemuliaan. Hal tersebut merupakan puncak dari semua yang terjadi, tercatat, yang dilakukan-Nya dalam seluruh pekerjaan-Nya. Yesus melakukan semua yang dipercayakan kepada-Nya untuk kemuliaan Bapa, demikian juga para murid di dalam melaksanakan tugas mereka untuk kemuliaan Tuhan.

Di dalam doa Yesus untuk diri-Nya menyatakan bahwa Ia memberikan hidup yang kekal kepada manusia supaya semua orang mengenal Allah dan Anak-Nya supaya Ia dipermuliakan oleh Bapa-Nya. Kata “Bapa” disebutkan sebanyak 6 kali (1, 5, 11, 21, 24, 25), ditambah penggunaan kata ganti ”Engkau”, “Mu” lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki hubungan yang sangat erat dengan Bapa. Bapa memiliki kehendak khusus bagi Dia, mengutus, memberi tugas kepada Yesus, untuk dilaksanakan oleh Yesus. Yesus mempermuliakan Bapa dengan mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan oleh Bapa. Dia menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepada-Nya untuk dikerjakan (ayat 4).

Bapa telah memberi kuasa. Dia telah memberikan kuasa atas segala yang hidup kepada Yesus Kristus. Jadi Yesus memiliki kuasa tersebut, khususnya Ia memberikan hidup yang kekal kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Manusia mengenal Allah yang benar melalui Yesus Kristus, mengenal Yesus berarti mengenal Bapa. Ireneius menegaskan dua pemikiran, bahwa pemberian hidup yang kekal oleh Yesus adalah pemuliaan Bapa dan kehidupan kekal adalah pengenalan akan Allah. Mengenal Allah berarti mengenal diri-Nya, jalan-jalan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya.

Kedua, Yesus Berdoa untuk Murid-murid-Nya (ayat 6-19)

Yesus telah memilih dan mendidik 12 orang murid. Ia memilih para murid yakni: Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Thomas, Matius, Yakobus anak Alfeus, Simon, Yudas anak Yakobus, Yudas Iskariot. Yesus telah mengajar, memberi kuasa dan menyertai mereka selama tiga setengah tahun. Mengapa Yesus mendoakan murid-murid?

1. Allah telah memberikan mereka kepada Yesus. Ia telah memberikan Firman kepada para murid di mana Firman tersebut telah Ia terima dari Bapa dan murid-murid telah menuruti firman Allah sehingga mereka percaya bahwa Bapa yang mengutus Yesus.

2. Yesus telah menyatakan Bapa kepada para murid-Nya (ayat 6, 12, 25). Yohanes menuliskan bahwa Yesus telah menjadi manusia datang ke dunia ini untuk menyatakan Bapa. Yesus telah menyatakan Bapa kepada semua orang baik para murid maupun juga orang- orang percaya sepanjang abad. Yesus menyatakan Bapa khususnya kepada para murid yang telah dipilih-Nya. Kata yang dipakai adalah phoneroo berarti mengungkapkan, di mana Yesus mengungkapkan Allah serta membuat Allah dikenal.

3. Murid-murid adalah Milik Allah (ayat 6, 9, 10). Hal tersebut terlihat di dalam pernyataan-pernyataan berikut ini: Mereka adalah milik-Mu (ayat 6, 9). Engkau telah memberi kepadaKu (ayat 1, 6, 8, 9, 24). Milik-Mu adalah milik-Ku, milik-Ku adalah milik-Mu (ayat 10). Milik Allah menunjukan pada penekanan yang penting. adanya hubungan yang sangat berarti antara para murid dengan Yesus dan Bapa. Para murid adalah milik Bapa, lalu Bapa memberikan mereka kepada Yesus, dengan demikian mereka adalah milik Yesus.

4. Yesus telah memberikan firman Tuhan (ayat 8, 14). Bapa telah menyampaikan firman kepada Yesus, supaya Yesus menyampaikan hal tersebut kepada para murid. Apa yang telah Yesus terima dari Bapa hal itulah yang Yesus beritahukan kepada para murid, Yesus berkata: Segala Firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Pernyataan ini sangat penting di mana Yesus menegaskan bahwa “Aku telah selesai dan masih berlangsung memberikan firman-firman kepada mereka”. Kata “sampaikan” merujuk kepada betapa pentingnya konsep ini bagi Tuhan Yesus. Tuhan Yesus telah menyampaikan Firman kepada para murid dan masih terus-menerus melakukannya/ memberikan Firman.

5. Para murid telah percaya dan mentaati firman Tuhan (ayat 6,8). Yesus Kristus dengan tegas menyatakan bahwa, para murid telah mentaati Allah: “Mereka telah menuruti firman-Mu” (Yoh 17:6). Yesus juga mengatakan bahwa para murid juga telah selesai dan masih berlangsung memuliakan Dia (10). Yesus adalah saksi mata, di mana murid-murid-Nya telah melakukan apa yang Ia sampaikan kepada mereka. Para murid sekaligus telah menuruti ajaran Bapa yang telah disampaikan oleh Yesus kepada mereka. Kata “menurut Firman” maksudnya kesediaan murid untuk menerima Yesus/Anak, amanat-Nya dan misi-Nya, kemudiaan ketaatan para murid terhadap Firman tersebut. Sikap murid-murid terhadap perkataan-perkataan Yesus adalah mereka menerimanya.

6. Doa Tuhan Yesus supaya Bapa memelihara murid-murid. Kata “peliharalah” berarti pengawasan yang sifatnya melindungi dari yang jahat. Allah menjaga, mengawasi, mengamati. Pemeliharaan Allah merupakan keyakinan orang percaya bahwa dirinya sedang berada dalam pemeliharaan Allah yang penuh, bijaksana, penuh kuasa yang akan melaksanakan tujuan-tujuan-Nya di dalam dunia. Tujuan pemeliharaan adalah supaya para murid menjadi satu sama seperti Bapa dan Anak. Para murid dilindungi demi kepentingan kesatuan mereka. Pertama, tujuan memelihara membuat para murid menjadi satu, yang mencerminkan kesatuan Bapa dengan Anak. Kesatuan para murid sama seperti kesatuan Yesus dan Bapa, di mana sebuah kesatuan spiritual yang mendalam. Kedua, melindungi mereka dari si jahat merujuk kepada Iblis. Jaminan bagi para murid adalah penyertaan Yesus. Yesus telah berhasil memelihara dan menjaga para murid sesuai dengan janji-Nya. Ketiga, mereka khususkan bagi Allah (ayat 17, 19). Kata “kudus” berarti “terpisah” atau “dikhususkan”, dipisahkan untuk Allah dan hal-hal yang kudus. Murid-murid disisihkan untuk tujuan yang kudus. Istilah “menguduskan” berarti menyerahkan dan mempersembahkan diri-Nya kepada Allah untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya.

Ketiga, Yesus Berdoa untuk Orang-orang Percaya (ayat 21-26)

Setelah Yesus mendoakan para murid-Nya, selanjutnya Ia berdoa bagi orang-orang percaya, baik melalui pelayanan para murid secara langsung maupun juga berlaku bagi orang-orang percaya sepanjang abad. Para murid memberitakan tentang Tuhan Yesus yang menyelamatkan orang lain, sehingga banyak orang yang menjadi percaya. Kesaksian dari orang yang percaya melalui pelayanan murid-murid menghasilkan lebih banyak orang yang percaya, demikian seterusnya secara berulang-ulang sampai akhir zaman.

1. Kesatuan Orang-orang Percaya (ayat 21-23)

Dasar dan teladan kesatuan orang-orang percaya adalah keesaan Allah dan kesatuan Bapa dan Anak (11, 21, 22, 23). Yesus Kristus dan Bapa satu, Allah yang Esa. Secara keseluruhan pasal 17 ini menunjukkan kesatuan Bapa dan Tuhan Yesus, secara otomatis orang-orang percaya menjadi satu dengan Allah. Kesatuan orang-orang percaya seperti kesatuan Yesus dan Bapa, di mana sebuah kesatuan spiritual yang mendalam. Kesatuan yang harus orang percaya miliki, meneladani kesatuan Yesus dan Bapa. Kesatuan tersebut sungguh nyata pada jemaat mula-mula.

Kesatuan hati yang tunduk pada sifat, kemuliaan dan karakter Allah. Tujuan kesatuan orang-orang percaya adalah supaya lebih banyak orang lagi menjadi percaya. Tuhan Yesus menegaskan hasil dari kesatuan yakni supaya orang percaya kepada Bapa. “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku” (Yoh. 17:21). Ini adalah ayat kunci untuk persatuan Kristen baik dasar dan tujuan kesatuan tersebut. Dasar bahwa orang Kristen bersatu melalui hubungan mereka dengan Kristus. Orang-orang percaya bersama-sama mengerjakan visi dan misi Allah. Kesatuan yang sempurna menghasilkan keyakinan di hati orang yang belum percaya.

2. Menjangkau dunia (ayat 21, 23, 25)

Visi Tuhan Yesus untuk menjangkau seluruh dunia. Dia mendoakan orang-orang percaya karena pemberitaan dari murid-murid, di mana pada masa kini masih diberitakan. Para murid merupakan utusan yang dipilih untuk menjangkau dunia setelah meninggalkan dunia. Yesus tidak meminta supaya mereka diambil dari dunia, namun Ia meminta supaya Bapa memelihara mereka selama di dunia untuk menjangkau dunia. Di dalam pelayanan mereka semakin banyak jiwa yang percaya kepada Yesus sehingga Allah pun dimuliakan.

Tujuan pertama dari seluruh pemberitaan supaya kasih Allah ada di dalam orang-orang percaya. Dengan kasih tersebut orang-orang Kristen harus dan mampu mengasihi Allah, mengasihi diri dan sesama manusia. Tujuan kedua pemberitaan supaya  nama Bapa dan Yesus di dalam orang- orang percaya. Yesus di dalam mereka, mereka di dalam Yesus. Yesus di dalam orang-orang percaya merupakan hubungan yang unik, luar biasa dan akrab. Yesus terus-menerus bahkan selama-lamanya ada bersama orang-orang percaya.

PENUTUP

Pertama, makna doa tentang kesatuan adalah satu dalam kasih melalui sikap hidup secara aktif yang mau bekerjasama serta menghargai perbedaan untuk saling membangun dan menciptakan kedamaian. Tujuan utama adalah mengusahakan kesatuan yang dipahami sebagai satu dalam keanekaragaman sebagai mana terdapat dalam satu tubuh.

Kedua, makna doa Yesus adalah agar gereja tidak terjebak dengan konsep kesatuan yang bersifat jasmani atau lahiriah, seperti kesatuan dalam denominasi, kesatuan dalam sistem gereja, kesatuan dalam tata ibadah, kesatuan dalam bentuk gereja, kesatuan dalam budaya, yang justru mengakibatkan perpecahan antara gereja. Namun yang dimaksud lebih mengedepankan prinsip-prinsip oikumene dalam kesatuan dalam tubuh Kristus.

Ketiga, menjadikan semua bangsa murid bukan hanya tugas murid-murid saja, namun semua percaya termasuk anda dan saya. Yesus memuridkan mereka dan memperlengkapi dengan seluruh kuasa untuk menunaikan tugas pemuridan dan penginjilan, membawa kabar baik yaitu Injil sukacita bagi semua manusia.

Keempat, pelayanan gereja masa kini bukanlah pada fokus menjunjung bendera denominasi tertentu, budaya, suku tertentu yang paling benar, namun harus bersatu dalam kesatuan iman dalam nama Yesus Kristus. Orang percaya bukan berfokus pada mempermuliakan denominasi, mempermuliakan budaya tertentu, golongan tertentu dengan tokoh gereja tertentu, namun fokus pada persekutuan dan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjadi Kepala gereja. Prinsip ini harus dipegang teguh, supaya tidak terjadi perpecahan dalam gereja-gereja Tuhan. Kesatuan gereja Tuhan, bukan dimaknai secara bentuk-bentuk klasis yang disatukan, tata cara ibadah, budaya yang disatukan,dll, namun lebih fokus menjadi bagian satu tubuh dalam anggota tubuh Kristus.

Kelima. Yesus berdoa supaya murid-murid-Nya tetap bersatu dan tidak tercerai berai. Iblis menantikan setiap orang percaya menjadi pribadi yang tercerai berai, sebab ketika setiap orang percaya tercerai berai, maka tugas yang diemban tidak akan ditunaikan dengan baik. Kepentingan diri sendiri, golongan, suku, orientasi politik menjadi salah satu alasan yang kuat sehingga persatuan tidak berjalan. Para pelayan harus berfokus menjunjung kepentingan gereja secara bersama-sama, seperti misi amanat agung dan pemuridan. Salah satu tantangan yang akan menimbulkan perpecahan gereja sebagai tubuh Kristus adalah orientasi politik yang berbeda. Sampai dengan tahun depan kita berada dalam tahun politik. Ada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Dalam gereja sendiri pemilihan Majelis Klasis Harian dan Majelis Sinode Harian.

Kesatuan iman dalam Yesus (gereja sebagai keluarga Allah) biarlah menjadi modal penting untuk setiap orang percaya bisa hidup dalam kesatuan yang utuh, tanpa memandang golongan, latar belakang, ras dan suku dan beda orientasi politik. Mari belajar dari Yesus, di mana berdoa menempati tempat yang penting dalam hidup-Nya maka berdoa juga menempati tempat yang penting bagi kita, keluarga kita dan gereja kita. Saling mendoakan adalah kekuatan persekutuan sebagai tubuh Kristus. Amin. (FN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *