HIDUP DALAM PIMPINAN ROH KUDUS

HIDUP DALAM PIMPINAN ROH KUDUS

GALATIA 5:16-26

Pdt. Frans Nahak

PENGANTAR

Sebelum kita masuk dalam pembahasan teks ini, ada hal yang perlu kita garis bawahi bahwa kita hanya memperingati, mearayakan, hari raya Pentakosta. Di mana Roh Kudus telah dicurahkan oleh Allah secara berlimpah-limpah kepada manusia. Baptisan Roh terjadi di Yerusalem pada hari Pentakosta merupakan peristiwa besar dalam sejarah keselamatan yang menandai berakhirnya masa peralihan dari era yang lama (nubuatan) ke era yang baru (pemenuhan). Karena itu, Pentakosta adalah hari kelahiran gereja Kristus di dunia. Peristiwa Pentakosta di Yerusalem tidak akan terulang lagi, sedangkan penerimaan Roh Kudus bagi keselamatan orang-orang yang masih hidup dalam ketidaktahuan akan Kristus, penyangkalan akan Kristus serta peristiwa bergabungnya manusia ke dalam gereja masih berlangsung terus menerus.

PEMBAHASAN TEKS

Nada surat kepada jemaat di Galatia memang panas. Paulus langsung dan tajam menyerang para pengacau di Galatia. Mereka menyebarkan Injil yang bukan sebenarnya (1:6-7). Mereka hendak memaksakan hukum Taurat kepada orang lain, namun mereka sendiri tidak melakukannya (Gal. 6:13). Dan rupanya, memaksakan juga penanggalan liturgis Yahudi (Gal. 4:10). Pengacau-pengacau itu orang Yahudi yang masuk Kristen. Hanya mereka berpegang teguh pada adat istiaadat Yahudi (sunat, hukum Taurat). Yang mau dibebankan juga kepada orang Kristen bukan Yahudi.

Jemaat terpecah menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok ini berpendapat bahwa orang Kristen yang percaya kepada Yesus sebagai Mesias harus tetap yakin bahwa hukum Taurat dan sunat sebagai syarat mutlak nanti mendapat keselamatan. Maka orang bukan Yahudi yang masuk Kristen wajib bersunat dan melakukan hukum Taurat. Kedua, kelompok ini berpendapat bahwa hukum Taurat dan sunat bukan syarat untuk memperoleh keselamatan karena keselamatan itu dimulai dari kebangkitan Yesus. Bagi orang Yahudi boleh bersunat dan melakukan adat istiada Yahudi tetapi itu bukan syarat keselamatan dan tidak dipaksakan. Karena itu, dalam Galatia pasal 5 Paulus memberikan wejangan praktis. Orang yang sudah dimerdekakan oleh Kristus dari hukum Taurat jangan menjadi budak lagi atas bujukan orang lain. Manusia telah dibeli dengan harga yang tinggi karena itu kita menjadi milik Allah. Jika orang Kristen yang telah dimerdekakan oleh kebangkitan Kristus masih menekankankan sunat dan hukum Taurat menjadi syarat, maka menyia-nyiakan keselamat serta kasih karunia Allah. Bagi Paulus, hukum Taurat tidak memerdekakan tetapi membawah seseorang kepada kutuk dan membuat seseorang lebih parah. Kalau tidak ada hukum Taurat, tidak akan ada pula yang disebut dosa, sebab orang tak tahu apa yang benar dan apa yang jahat. Kita tidak dapat mempersalahkan orang yang tak tahu, kalau dia belum dapat kesempatan untuk mengetahui. Sering sekali ada kecendrungan manusia bahwa apa yang terlarang, itulah justeru yang dilakukan. Menurut William Barclay, ada semacam sifat jahat dalam diri kita masing-masing yang menyebabkan kita ingin melakukan apa yang terlarang. Seekor sapi yang berada di ladang rumput yang subur, masih menguakkan pagar untuk menikmati rumput yang di luar pagar itu. Agustinus menceritakan bahwa waktu dia masih kecil, dia dan teman-temannya sering mencuri buah apel, bukan karena mereka ingin makan apel, dn juga bukan karen apel itu enak. Sebaliknya, buah apel yang mereka curi asam dan sama sekali tidak enak. Mereka mencuri karena buah terlarang itu rasanya paling enak. Sehingga menurut pendapat Paulus, sebenarnya hukum Taurat membangkitkan keinginan untuk berdosa; jadi hukum membuat keadaan lebih parah. Karena itu orang Kristen telah dimerdekakan dari hukum taurat. Namun kemerdekaan Kristen jangan disalahartikan, seolah boleh hidup tanpa kekang (5:3). Sebab kemerdekaan adalah kemerdekaan yang mengamalkan cinta kasih yang menyimpulkan seluruh hukum Taurat yang sebagi pedoman hidup masih berlaku (5:14-15). Pendoman itu dilaksanakan dengan tuntunan Roh Kudus. Tuntunan itu menuntut suatu cara hidup menurut Roh Kudus sehingga buah-buah-Nya menjadi nyata.

Paulus berbicara tentang hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus atau hidup oleh Roh. Orang yang hidup oleh Roh Kudus tidak akan menuruti keinginan daging. Apa itu keinginan daging? (Gal. 5 : 19-21,). Orang yang hidup masih melakukan hal-hal tersebut adalah musuh Allah bdk: Roma 8:7. Namun Kristus telah memperdamaikan kita dengan Allah. Agar perdamaian itu terus terwujud maka berilah diri dipimpin oleh Roh Kudus atau hiduplah oleh Roh. Bagaimana tanda-tanda orang yang hidup oleh Roh? (Gal. 5 : 22 – 23). Roh Kudus yang menjadi Tuhan dalam hati (baca Gal. 5 : 16)

APLIKASI

Pertama, Pekerjaan Roh Kudus dalam gereja adalah presuposisi dari pekerjaan dalam hidup (diri) anggota jemaat. Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup anggota jemaat hanya dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, jika anggota-anggota jemaat tetap hidup dalam persekutuan bukan terpecah-pecah karena berbagai ajaran. Jika kita memperhatikan surat-surat (Gal. 3:3,14; Ef. 1:13; Tit. 3:6; Ibr. 6:2), jelas bahwa surat-surat itu menunjukkan tentang semua orang beriman menerima bagian dari Roh Kudus dan segala karunia-Nya. Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup anggota jemaat merupakan hal yang penting. Dalam Alkitab, ada bermacam-macam istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang pekerjaan Roh-Kudus, seperti ciptaan baru (2 Kor. 5:17; Ef. 4:2; Kol. 3:10, dll), pembangkitan (Rm. 6:4; bnd 2 Kor. 3:6; Ef. 2:1), kelahiran kembali (Yoh. 3:3; I Pet. 1:3), pembaharuan (Rm. 12:2; 2 Kor. 4:16), pertobatan (Mat. 4:17; Mar. 1:17, dll), pembenaran (Rm. 3:24, dll), pengudusan (I Kor. 1:30, dll), penerimaan suatu kualitas atau suatu hidup baru (Rom. 7:6). Dari semuanya ini, menurut J. L. Ch. Abineno ada aspek yang sangat penting yang diharapkan dapat memperlihatkan dengan jelas, keaneka-ragaman, maupun kesatuan pekerjaan Roh Kudus. Aspek penting itu terkandung dalam pengertian “kelahiran kembali”. Pengertian ini yang adalah terjemahan dari kata Yunani palingenesia (dari palin berarti “kembali, sekali lagi” dan genesis berarti “kelahiran, kejadian”) yang menunjuk suatu peristiwa pembaruan total, pembaharuan hakiki atau pembaharuan kualitas.

Kedua, Palingenesia adalah peristiwa munculnya kerajaan Allah peristiwa munculnya langit baru dan bumi baru (Why. 21) dan peristiwa lahirnya ciptaan baru Kelahiran kembali berhubungan erat dengan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah telah ada di dalam dunia. Jemaat Kristus adalah tanda dari kerajaan itu. Jadi pekerjaan Roh Kudus ialah menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah dan orang yang penuh dengan Roh Kudus menghasilkan kualitas hidup. Roh bukan hanya bersangkut-paut dengan apa yang disebut pemberian-pemberian rohani, tetapi mengilhami beraneka-ragam karunia, pelayanan dan pekerjaan yang merupakan perwujudan Roh. Roh Kudus itu bekerja di setiap orang percaya.

Ketiga, kualitas hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Paulus mengatakan bahwa orang yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus adalah orang-orang hidup dalam kedagingan seperti yang digambarkan dalam Galatia 5:19-21, sedangkan orang yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah orang yang hidupnya menghasilkan buah-buah Roh (ayat 22-23).

Keempat, kita merayakan Pentakosta harus memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus. Sebagai gereja teruslah dipimpin oleh Roh Kudus agar gereja menunjukan buah-buah Roh dalam pelayanannya. Gereja hidup di dunia moderen, banyak roh-roh dunia ini, misalnya roh hedonis yang membawa gereja kepada teologi kesuksesan, roha materialistik, roh individualisme dan roh-roh yang menjadikan gereja semakin sekuler.

Tuhan berkati!

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *