JANGAN MENCAMPUR ADUKAN SUCI DAN KOTOR

JANGAN MENCAMPUR ADUKAN SUCI DAN KOTOR

Cerita-cerita rakyat kita memiliki nilai spiritual, kesucian, yang berhubungan dengan lingkungan. Misalnya cerita tentang Feot Mese, asal usul Fatukopa, dll. Di Malaka ada cerita tentang Be’i blera, Samane loro Nahak, dll.
Namun cerita rakyat sudah tercampur (sinkritisme) karena dosa. Percampuran, kombinasi penyembahan kepada Tuhan dan kepada berhala. Cara penyembahan kepada allah lain dengan cara yang “jorok” kotor. Orang melakukan hubungan yang tak senonoh di dalam kuil, dst…
Di lain pihak Allah yang disembah oleh orang Kristen adalah Allah yang suci, didekati dengan kesucian.

Sinkritisme terjadi di Korintus sehingga Paulus bilang dalam 2 Korintus 6:16-17 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

Juga cerita orang Yahudi, Adam dan Hawa, Kain dan Habel, Nuh, dst. Cerita-cerita tersebut memiliki nilai spiritual dan kesucian. Namun karena dosa manusia semua tercemar. Allah menghukum bumi dengan air bah.
Bagi orang Israel tanah, alam, tak terlepas dari Israel. Israel adalah tanah jika perbuatan mereka secara moral rusak maka tanah juga rusak, cemar. Jika hidup mereka suci maka tanah menjadi suci dengan demikian tanah akan menyediakan susu dan madu bagi mereka. Mereka akan terbuang dari tanah itu jika hidup mereka tercemar dengan dosa.

Ada satu istilah yang digunakan oleh orang Dawan untuk menyebut tanah yakni Nain (kerabat). Konsep itu mau menekan bahwa manusia adalah bagian dari alam.

Juga kita berteologi bahwa bumi sendiri adalah tubuh Allah. Dalam penciptaan Allah sendiri “terserap” atau “menyatu” dengan hasil ciptaanNya. Allah menjadi bagian dari alam, air, pohon, suara burung, dll. Bumi ada rumah Allah.
Allah itu suci. Bumi, lingkungan, alam adalah tubuh Allah maka tidak boleh mencemarkan tubuhNya. Jangan mencampur adukkan antara suci dan kotor di dalam tubuh Allah agar Dia berdiam di tengah-tengah kita dan hidup di tengah-tengah kita dan kita menjadi umatNya.
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa (6:18). FN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *