“KAMI MENCARI BADAN SEBELAH KAMI”
PERKUNJUNGAN PASTORAL MAJELIS KLASIS AMANUBAN TIMUR
TERITORI III DI MATA JEMAAT EBENHAISER USAIPKOLEN
Kamis, 22 Agustus 2019,
Majelis Jemaat Harian (MJH) teritori tiga Klasis Amanuban Timur meliputi 7 jemaat terdiri dari Jemaat Besnam, Jemaat Tipa, Jemaat Mansenu, Jemaat Moria, Jemaat Pisan, Jemaat Nekmese dan Jemaat Teluk yang di koordinir oleh Pdt. Frans Nahak,mengunjungi salah satu Mata Jemaat dari Jemaat Telukh yakni Ebenahezer Usapikolen di perbatasan Amanuban Timur dan Amanatun Utara.
Mata Jemaat ini sebelumnya sangat terosolir karena akses jalan ke perkampungan usaipkolen hanya berupa jalan setapak, namun dalam perkembangannya jalan ini telah dilakukan pelebaran sehingga kendaraan roda dua dan roda empat juga sudah bisa akses ke sana sekalipun masi Terjal dan Perjalanan menuju Usaipkolen menempuh waktu kurang lebih satu jam dengan kondisi jalan yang masi sangat rusak (berbatu-batu) .
Mata jemaat Usaipkolen terdiri dari empat puluh lima kepala keluarga yang 100 % suku Amanatun dengan didoimnasi oleh marga Tafuli,Timo & marga Fay,Warga yang berada di Usapikolen seratus persen dari suku Amanatun, namun entah mengapa mereka berada di wilayah Amanuban Timur dan menjadi bagian dari Klasis Amanuban Timur. Dari segi pemerintahan Usaipikolen bagian dari pemerintahan desa Nifukiu, Kecamatan Amanuban Timur.
Dalam perjalanan, kami juga menjumpai Anak-anak sekolah yang sedang berjalan kaki dari arah Nifukiu menuju Usaipkolen dengan jarak kurang lebih 7- 8 kilo meter karena di usaipkolen belum ada sekolah sehingga mereka semua bersekolah di Nifukiu baik tingkat SD dan SMP karena Nifukiu adalah pusat pemerintaah Desa.
Jika kita ke Amanuban Timur berbicara tentang orang-orang yang tinggal di Usapikolen, maka yang ada ialah kesan negatif keterbelakangan, kehadiran mereka yang sangat meresahkan warga kampung di sekitarnya. Stigma negatif yang membuat mereka tertutup.
Di pinggir kampung itu berdiri sebuah gedung gereja didinding palepah yang hampir rubuh. Tak ada tanda-tanda bahwa itu rumah ibadah. Gedung gereja itu adalah Mata Jemaat Gereja Masehi Injili di Timor Ebenhaezer Usapikolen. Menurut cerita bahwa setiap hari minggu warga berkumpul dalam gedung gereja itu salah seorang majelis memimpin doa lalu bubar.
“Jemaat Ebenhaezer Usaipikolen adalah bagian dari kami dan kami adalah bagian dari kamu. Maka hari ini kami datang. Bukan hari ini saja tapi kami akan membagi waktu untuk datang ke sini . Kamu adalah sahabat Kristus dan sahabat kami. Kita bersahabat sebagai saudara dalam rumah bersama yang namanya GMIT” kata Frans Nahak, Ketua Majelis Besnam.
“Jemaat Ebenhaezer Usapikolen adalah “aukbian” (badan sebelah) dari jemaat-jemaat dari Klasis Amanuban Timur. Kami merasa hilang badan sebelah kami sehingga kami datang mencari jemaat Ebenhazer. Kami senang bahwa hari ini kami bertemu dengan badan sebelah kami,” kata Saneb Blegur, Ketua Majelis Klasis Amanuban Timur.
Ketika rombongan tiba di Jemaat Usapikolen disambut dengan penerimaan secara adat. Setelah itu setiap Ketua Majelis dibagi dalam kelompok kecil untuk berbagi cerita dalam foramat pastoral dengan tema Berkar dan bertumbuh didalam Yesus.Tema ini bertujuan untuk mendorong semua jemaat agar tetap mendekatkan diri dengan Kristus, dalam kebaktian minggu, ibadah rumah tanga dan pelayanan Lainnya.
Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Negeri Agama Kristen Kupang bersama anak-anak sekolah minggu mengadakan panggung boneka, 2 orang vicaris ( Rony Yce dan Idarmi Tefa, membuka ruang diskusi bersama pemuda. Malam harinya Kebaktian Penyegaran Iman dengan pengkhotbah Pdt. Frans Nahak.
MJH se-teritori tiga membantu pembangunan gedung gereja dengan menyerahkan delapan belas sak semen. Buku tulis dan pena bagi anak-anak sekolah serta pakaian bagi jemaat setempat.