KEHADIRAN TUHAN MEMBAWA PERAYAAN DAN KEGEMBIRAAN – ZEFANYA 3:14-20

KEHADIRAN TUHAN MEMBAWA PERAYAAN DAN KEGEMBIRAAN

ZEFANYA 3:14-20

Memulai khotbah ini dengan cerita tentang seorang ayah dan anaknya. Ayahnya mendapat tugas di luar daerah, jadi ia berpesan kepada anaknya.

Bapak : “Nak, ayah akan tugas di luar daerah, jadi beberapa waktu ke depan, nak akan sendiri.”

Anak : “Berapa lama? Kapan pulang?”

Bapak : Tidak tahu kapan ayah pulang. Tapi ingat! Jaga rumah, bermain jangan terlalu jauh dari rumah supaya sore bersihkan rumah, siram bunga, kasih masuk ayam, kasih makan babi, dll.

Anak : “Iya ayah. Pulang bawa hadiah, ya!”

Ayahnya berangkat. Karena ingat pesan ayahnya, maka anak ini melakukan tugas seperti yang dipesankan. Dia bermain dengan teman-temannya tidak jauh dari rumah, menjelang sore anak ini berhenti bermain untuk melakukan tugasnya dengan tekun. Ketika ayahnya datang, ia menyambutnya dengan gembira. Ayah ini memeluk dan mencium anaknya dengan penuh kasih sayang. Ia gembira melihat anaknya melaksanakan pesannya. Tetapi bayangan saya dari cerita ini adalah: bagaimana kalau ayahnya datang dia tidak melaksanakan pesan ayahnya? Tetapi itu bukan menjadi pokok perenungan di minggu Advent ketiga saat ini, sebab tema renungan adalah kehadiran Tuhan membawa perayaan dan kegembiraan.

Pelayanan nabi Zefanya fokus di Yehuda, mengingat Israel Utara telah jatuh ke pembuangan setelah ditaklukkan kekuasaan Asyur 722 sM. Ia melayani pada masa pemerintahan, Yosia, tahun 640-609 sM ( 2 Raj. 21:26-23:30; 2 Taw. 33:25-35:27). Ada dugaan bahwa pelayanan Zefanya turut serta mempengaruhi terjadinya reformasi Yosia kala itu, yang ditandai dengan pemulihan penyembahan kepada Yahwe dengan cara menghancurkan penyembahan berhala (2 Raj. 18:4-6). Tampaknya pembaruan Yosia tidak bertahan lama, mungkin hanya pada masa hidup raja saja. Sebab para penerusnya seperti anaknya Manasye dan cucunya Amon justru melakukan menyimpang, penyembahan terhadap Baal marak terjadi. Penyimpanan itu berdampak dirasakan penduduk di berbagai lini kehidupan sosial yang merosot baik moral, sosial budaya, kepemimpinan dan keagamaan. Karena itu, Israel harus rela menanggung akibat tindakannya itu melalui datangnya penghakiman Allah.

Keadaan sosial itu menjadi pendorong bagi mereka untuk datangnya tokoh pembebas yang akan menyelamatkan, yakni Tuhan. Hari Tuhan dalam seruan Zefanya memiliki dua sisi yang berbeda yakni keselamatan dan hukuman.

Penghukuman membawa kehancuran, namun di pihak lain, hari itu adalah momentum di mana Allah akan menyucikan umat-Nya. Umat yang telah ditebus itu akan dibawa ke Yerusalem, kemudian mereka melayani Allah dalam kebenaran dan keadilan (3:10-13).

Bagian yang kita renungkan adalah penebusan Allah bagi Israel. Tuhan akan selamanya bersama mereka menikmati kebahagiaan abadi (3:14-20). Namun ayat sebelumnya menunjukkan kenyataan Mesianik yang universal. Universal adalah pokok penting dalam pengharapan Mesias. Nyatanya pembebasan ditujukan bukan hanya terhadap etnik Israel. Sebaliknya, nabi memperlihatkan bahwa akan terjadi persekutuan antara bangsa Yehuda dengan bangsa-bangsa asing. Semua kaum, suku dan bangsa yang akan menjadi umat Allah, yang menikmati keselamatan, pemulihan perjanjian dan berkat-berkat Allah. Semua menjadi umat kepunyaan Tuhan yang dipanggil untuk melayani-Nya (Zef. 3:9,10).

Ayat 14-20 kita dapat membagi dalam dua bagian.

Pertama, menyambut kedatangan-Nya dengan perayaan, sebab Dia akan tinggal di tengah-tengah umat-Nya sebagai Raja dan pahlawan (ay. 14, 15,16, 17). Kedatangan Tuhan membawa keselamatan dan akan disambut seperti “perayaan Tahun Baru. Penyambutan seperti menyambut seorang raja yang datang. Raja itu akan tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Oleh karena itu, jangan takut, lesu terhadap malapetaka dan musuh. Ia akan berperang sebagai pahlawan yang membela umat-Nya. Raja itu adalah Mesias pemimpin sejati. Ia berdiam di tengah umat-Nya menikmati sukacita, damai sejahtera dan kegirangan. Hal Ini menggambarkan kepuasan Allah yang membawa umat kembali sesuai dengan maksud dan tujuan-Nya. Umat kembali melaksanakan tugasnya sebagai umat perjanjian yang akan memperoleh kemenangan yang gemilang.

Kedua, Raja itu akan menanggung cela, dosa, umat-Nya, mengangkat mereka dari keterpurukkan dan mengangkat mereka yang dipermalukan. Ia menolong mereka yang tak bisa berjalan, mencari dan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai. Dan membawa mereka pulang ke dalam tanah miliknya. Mereka dibenarkan untuk mengikuti perayaan festival yang disediakan untuk umat Allah dan dirayakan bersama. Tuhan sendiri yang akan bertindak untuk menyelamatkan semua kawanan yang menderita dalam penghukuman. Masa penderitaan dan rasa malu telah berakhir diganti dengan sukacita. Umat Allah menikmati rekonsiliasi dipulihkan sebagai umat perjanjian di tangan Sang Raja.

Renungan:

Pertama, di minggu Advent ketiga kita diingatkan oleh Sefanya tentang kedatangan Sang Mesias. Ia adalah IMANUEL. Karena itu mari kita merayakan kehadiran-Nya dengan kegembiraan. Ia datang untuk tinggal di tengah-tengah kita. Ia menjadi Raja yang memerintah, membimbing dan mengarahkan hidup umat-Nya. Tahun ini kita akan lalui dengan banyak cerita tentang penyertaan Tuhan dalam badai, baik badai seroja dan juga covid-19. Dan juga persoalan-persoalan lain yang kita alami dalam kehidupan kita.

Kita akan merayakan Natal tahun 2023 dan memasuki tahun baru 2024, kita percaya bahwa Allah tinggal di tengah-tengah kita. Ia akan membela kita dari berbagai ancaman yang akan mengancam kehidupan kita. Rasul Paulus mengatakan jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Rom. 8:31). Oleh karena itu, mari kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Bukan persiapan lahiriah, tetapi persiapan batiniah. Perayaan Natal hanya setahun sekali, namun kehadiran Tuhan setiap hari dalam hidup kita. Kita berada dalam waktu chronos, waktu yang terus bergerak dan kairos dalam peristiwa tertentu, karena itu kita diminta untuk selalu mempersiapkan diri, menjalankan tugas kita. Betapa sukacitanya ketika Sang Bapa datang kita hidup dalam kehendak-Nya, menjalankan tugas kita masing-masing dengan penuh tanggung jawab (cerita ayah dan anak). Kegembiraan seperti seorang anak kecil yang lari menyambut kedatangan ayahnya. Ia lari ke arah ayahnya sambil merentangkan tangan dan ayahnya membuka tangan untuk memeluknya.

Kedua, mari kita menyambut kehadiran Tuhan dengan gembira karena Dia datang untuk menanggung cela, dosa, kita, mengangkat kita dari keterpurukkan. Menurut Andar Ismail, dalam perayaan Advent kita harus mengingat bahwa Allah membungkuk untuk meraih manusia dari persembunyiannya karena dosa. Apa respons manusia? Manusia diminta datang untuk bersyukur kepada Allah. Syukur dinyatakan dalam sikap kerendahan hati untuk bertobat. Mesias menolong mereka yang kita tak bisa berjalan (pelayanan Yesus), mencari dan mengumpulkan mereka yang tercerai-berai (sifat gembala). Mari kita merayakan kehadiran Tuhan dengan kegembiraan.

Ketiga, pemulihan umat-Nya. Pemulihan artinya mengembalikan yang tercuri atau membentuk kembali. Allah membawa pulang Israel dari pembuangan dan mengembalikan mereka ke dalam perjanjian-Nya. Demikian juga Ia datang untuk memulihkan hidup kita. Ia mengembalikan kita kepada keselamatan yang telah Ia janjikan dan kerjakan, , mengembalikan ke jalan yang benar di dalam Yesus Kristus. Amin. FN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *