KESIBUKAN YESUS
KESIBUKAN YESUS
Kesibukan membuat saya diingatkan oleh orang-orang tertentu. “Pak sekarang tidak mampir di rumah.” Atau “pak, kami tegur pak di atas motor pak tidak jawab.”
Bukan disengaja tapi memang jadwal pelayanan yang padat tak menghiraukan orang lain. Dalam satu minggu semua hari ada kegiatan pelayanan.
Semakin sibuk semakin berkurang menaruh perhatian kepada orang. Bahkan terkadang melihat segala sesuatu sebagai penghalang. Pertanyaan ialah: kesibukan untuk orang atau kepada sebuah aturan? Hari sabat untuk manusia atau manusia untuk hari sabat?
Injil Matius menjelaskan hal-hal yang dikerjakan oleh Yesus sebagai berikut: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” (Mat. 9:35).
Menurut ahli sejarah kuno, Josephus, bahwa ada sekitar 200 kota dan desa yang Yesus singgah dan layani. Saat itu penduduk desa sedikitnya berjumlah lima belas ribu orang. Itu berarti Yesus melayani paling sedikit tiga juta orang. Dalam populasi sebesar itu, Yesus pasti sangat sibuk, namun Injil Matius mencatat bahwa ketika melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala (Mat. 9:36). Yesus melihat orang bukan sebagai penghalang karena tujuan Yesus melayani orang bukan melayani kesibukan. Yesus merasa kasihan merupakan petunjuk betapa dalam perhatian-Nya kepada manusia. (FN)