LITURGI IBADAH NATAL 2014

 GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

GBM GPI dan ANGGOTA PGI

KLASIS AMANUBAN TIMUR

MAJELIS JEMAAT WILAYAH HAUNOMATEN

 

LITURGI IBADAH NATAL

Thema: “berjumpa dengan Allah dalam keluarga”

 

PERSIAPAN: (Lonceng gereja berdentang 3 kali, Seorang Penatua laki-laki bersama keluarganya memasuki ruang kebaktian. Sang Bapak menyalakan pemantik, sang Ibu membakar lilin yang dibawanya dan memberikan kepada anak mereka. Sang Anak membakar lilin utama di meja altar, depan mimbar)

Penatua 1 dan keluarga (bersama-sama): “salam damai Natal, Allah beserta kita”.

Penatua 1:   Puji syukur kepada Allah, atas anugerah Anak Tuggal-Nya bagi kita. Putera Allah terlahir di dalam keluarga Maria dan Yusuf.  Kehadiran-Nya menguatkan ikatan kasih setia dalam keluarga. Allah yang bertakhta di surga  menghadirkan diriNya dalam keluarga manusia, menyertai orang tua dan anak-anak sepanjang hidup.

Ibu 1       :       Putera Tunggal Allah terlahir dan dibesarkan dalam keluarga seorang tukang kayu. Dalam keluarga itu, IA bertumbuh,  makin besar dan makin bertambah hikmat. Sampai masanya, IA menjadi seorang guru yang baik hati, pembela kaum lemah, seorang pemuda berhikmat, sahabat anak-anak. Dialah Yesus Kristus, Juruselamat kita. Hidup, karya dan pelayananNya mengilhami setiap keluarga untuk menjalin kasih dan kebersamaan, mengasah tanggung jawab, menjadi berkat.

Anak 1   :       Kita merayakan Natal, peristiwa Kristus lahir dalam sebuah keluarga. Kiranya Allah hadir dalam keluarga kita dan menuntun kita meraih harapan.

Penatua 1 :   Mari kita mulai ibadah Natal. Sambil berdiri, kita nyanyikan KJ. 109: 1

Nyanyian Jemaat : KJ 109:1 (sambil Pelayan naik ke mimbar)

VOTUM DAN SALAM

Pelayan :       Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Tuhan mengasihi saudara sekalian.

Jemaat:          Tuhan mengasihi kita semua.  Amin. (jemaat duduk )

INTROITUS

Pelayan :       (membaca Lukas 2:16)

Nyanyian Jemaat : KJ. 123:1

PENGAKUAN DOSA: (Seorang Penatua Perempuan bersama keluarga memandu jemaat dalam doa pengakuan dosa)

Penatua 2 :   (diikuti kaum perempuan) Ya Tuhan,  terpujilah Engkau yang telah memuliakan rahim dan pangkuan seorang ibu, membela kaum perempuan yang diabaikan harkat dan cita-citanya. Seringkali kami meremehkan peran ibu dalam keluarga. Dosa-dosa kami menjauhkan kami daripadaMU,  dan keluarga kami gagal menjadi tanda kehadiran-Mu.

Bapak 2:        (diikuti kaum bapak) Ya Tuhan, terpujilah Engkau yang telah menjadikan seorang tukang kayu sebagai ayah sang Juru Selamat. Kehadiranmu menyadarkan kami tentang tanggung jawab seorang bapak dalam keluarga. Tekun berusaha untuk masa depan, pantang menyerah terhadap tantangan kehidupan. Seringkali kami meremehkan tanggung jawab menghidupi keluarga, mengabaikan orang-orang yang membutuhkan kepedulian dan kerja keras kami. Dosa-dosa kami menjauhkan kami daripadaMU,  dan keluarga kami gagal menjadi tanda kehadiran-Mu.

Anak 2 :         (diikuti pemuda dan anak-anak) Ya Tuhan, terpujilah engkau yang telah menjadi anak dan pemuda yang baik hati, rajin, sopan, dan penurut. KehadiranMu menunjukkan teladan sebagai generasi pembawa harapan  keselamatan. Seringkali kami lalai meneladaniMu. Kami sering membantah nasehat, mengabaikan teguran. Kami sering acuh terhadap tugas belajar dan bekerja untuk masa depan. Dosa-dosa kami menyebabkan keluarga kami gagal menjadi tanda kehadiran-MU.

 

Pelayan:        Ya Tuhan, di hari Natal ini kami mohon ampunilah kami. Pulihkanlah kasih dan kesetiaan kami, agar melalui keluarga kami pun kehadiran-MU dirasakan dan kasih-Mu dialami. Amin.

Nyanyian Jemaat : KJ. 94:1 (lampu dipadamkan, kecuali lilin induk di meja altar yang tetap menyala)

PENYALAAN LILIN NATAL (Acara disesuaikan dengan persiapan di tiap Mata Jemaat)

Pelayan:        (setelah semua lilin dinyalakan) Kelahiran Tuhan Yesus menguduskan keluarga Maria dan Yusuf sebagai sumber sukacita yang mengantar orang berjumpa dengan Allah. Gembala datang bergegas menjumpai keluarga itu. Orang-orang Majus dari Timur sampai pada Yesus dengan bimbingan bintang, dan pulang dengan jalan yang ditunjukkan Allah. Perjumpaan dengan Yesus menyebabkan para gembala dan Majus memuji Allah dan mengikuti jalan-Nya.

Natal merupakan sukacita bagi keluarga karena Sumber Sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Sang Putera Allah menerima dan menjalani kehidupan seorang manusia dalam suatu keluarga. Melalui keluarga itu pula, Ia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu salib. Dalam keluarga, Allah turut merasakan kelemahan-kelemahan kita dan kepahitan akibat dosa. (Lampu dinyalakan).

PEMBERITAAN FIRMAN

Pelayan :       (berdoa dan membaca Lukas 2:1-20) Berbahagialah semua orang yang telah membaca dan mendengarkan Firman Allah, serta melakukannya dalam hidup tiap hari.

Nyanyian Jemaat : Maranatha, maranatha, maranatha.

Pesan Natal:  (oleh tujuh orang pemuda)

Pemuda 1:    Natal mengingatkan kita akan kehadiran Allah dalam keluarga. Tuhan yang dicari dan dipuji, hadir  dalam sebuah keluarga. Maka betapa luhurnya keluarga dan betapa bernilainya hidup sebagai keluarga. Sebagai tempat perjumpaan dengan Allah, sepatutnya keluarga menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni dan luka-luka disembuhkan.

Pemuda 2:    Natal menyadarkan kita akan kekudusan keluarga. Keluarga sepantasnya menjadi tempat di mana orang saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dan saling mengasihi dengan cara peduli satu sama lain. Hendaknya, para anggotanya saling mengajar dengan cara berbagi pengetahuan dan pengalaman yang menyelamatkan. Mereka sepatutnya saling menggembalakan dengan memberi teladan yang baik, benar, dan santun.

Pemuda 3:    Perubahan cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang bukan hanya memberi manfaat, tetapi juga membawa akibat buruk pada kehidupan keluarga. Kita jumpai banyak masalah keluarga yang masih perlu diselesaikan, seperti kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, rumah yang layak, kekerasan dalam rumah tangga, ketagihan pada minuman dan obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat komunikasi yang tidak bijaksana. Apalagi ada produk hukum dan praktek bisnis yang tidak mendukung kehidupan seperti pengguguran, pelacuran, dan perdagangan manusia. Permasalahan-permasalahan tersebut mudah menyebabkan konflik dalam keluarga. Sementara itu, banyak orang cenderung mencari selamat sendiri; makin mementingkan kesenangan sendiri.

Pemuda 4:    Dalam keadaan tersebut, keluhuran dan kekudusan keluarga mendapat tantangan serius. Nilai-nilai luhur yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan tanggungjawab bisa luntur. Saat-saat kudus untuk beribadat dan merenungkan Sabda Allah mungkin pudar. Kehadiran Allah bisa jadi sulit dirasakan. Waktu-waktu bersama untuk makan, berbicara, dan berekreasi pun menjadi langka. Pada saat itu, sukacita keluarga yang menjadi dasar bagi perkembangan pribadi, kehidupan menggereja, dan bermasyarakat tak mudah dialami lagi.

Pemuda 5:    Natal mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga sebagai rumah bagi setiap orang yang sehati-sejiwa berjalan menuju Allah, saling berbagi satu sama lain hingga mereka pun mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Natal mengundang keluarga kita untuk menjadi keluarga sederhana nan sejuk, di mana Sang Juru Selamat lahir. Di situlah sepantasnya para anggota keluarga bertemu dengan Tuhan yang bersabda: ”Datanglah kepada-Ku, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:29) Dalam keluarga di mana Yesus hadir, yang letih disegarkan, yang lemah dikuatkan, yang sedih mendapat penghiburan, dan yang putus asa diberi harapan.

Pemuda 6:    Kita patut bersyukur atas perjuangan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani sejati, di mana Allah dijumpai. Kita patut berdoa bagi keluarga yang mengalami kesulitan supaya diberi kekuatan untuk membuka diri agar Yesus pun lahir dan hadir dalam keluarga mereka.

Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat layak untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Di situlah keluarga  kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang; kabar sukacita bagi dunia.

PENGAKUAN IMAN

Pelayan:        Marilah kita mengikrarkan iman percaya kita, dengan bersama-sama menyanyikan KJ no. 181:1-3 (sambil berdiri)

Nyanyian Jemaat : KJ. 181:1-3 (duduk kembali)

DOA SYAFAAT :

Pelayan :       (Berdoa)

Nyanyian Jemaat : (sambil berdiri) KJ. 100

PENGUTUSAN dan BERKAT

Pelayan :       Kristus, Yesus adalah Tuhan yang datang ke dunia melalui sebuah keluarga sederhana. KelahiranNya dalam sebuah keluarga biasa mempermaklumkan kehendak Allah untuk menjumpai kita dalam keluarga kita. Dengan demikian, keluarga adalah tempat suci, rumah pendidikan, sekolah doa dan iman bagi tumbuh kembang generasi Kristus.

Pulanglah dengan damai sejahtera ke dalam keluargamu. Di sana, di dalam keluarga, kamu akan menjumpai Allah, Tuhanmu dalam kebersamaan dengan seisi rumah, para saudara dan tetangga sekitar. Ketahuilah bahwa sukacita keluarga merupakan dasar perkembangan pribadi, kehidupan bergereja dan bermasyarakat.

Pelayan :       Anugerah Tuhan Yesus, kasih Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus, menyertai kamu sekalian, sekarang dan selama-lamanya.

Jemaat:          Amin, amin, amin!

 

 

 

 

MAJELIS JEMAAT WILAYAH HAUNOMATEN

Mengucapkan

Kiranya,

melalui perayaan Natal,

setiap orang berkesempatan menjumpai Allah dalam keluarga.

Dalam ibadah keluarga,  Firman Allah

dibaca  dan direnungkan,

lagu pujian dan doa

disampaikan.

“Selamat berjumpa dengan Allah dalam keluarga”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *