LOKA KARYA PENGAJARAN PAR KLASIS AMANUBAN TIMUR

 

Kegiatan Loka karya Pengajaran Anak dan Remaja (PAR) se-Klasis Amanuban dihadiri oleh seluruh pengajaran dari jemaat-jemaat di Klasis Amanuban Timur di Mata Jemaat Tuakene (12/2/2019).

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Majelis Klasis Amanuban Timur, pdt. Saneb Blegur, mengatakan bahwa masa depan gereja ada di tangan anak-anak. Namun selama ini gere

 

ja belum menjadikan pengajaran bagi anak-anak skala prioritas.
“Gereja selama ini belum menjadikan pelayanan sebagai skala prioritas. Padahal anak-anak adalah masa depan gereja. Misalnya, kalau ada rapat di gereja pada hari minggu sekolah minggu ditiadakan. Atau ada anak-anak kita hari minggu datang sekolah minggu tapi guru PAR tidak datang. Atau pun datang, hanya sembahyang, menyanyi, kumpul persembahan dan suruh anak pulang hafal ayat hafal,” kata pdt. Saneb.

Ia juga mengambarkan konteks Amanuban Timur dan tantangannya, sehingga pengajaran dan penguatan iman anak-anak sejak dini menjadi kebutuhan.
“Amanuban Timur punya pergumulan serius dengan penguatan iman anak-anak. Di mana konteks Amanuban Timur sangat Plural. Ada gesekan antara mempertahankan iman dan identitas. Untuk itu, saatnya gereja taruh perhatian serius b

agi anak-anak PAR. Sehingga dalam sidang Majelis Klasis tahun 2019 dengan segala keterbatasan kami di Klasis ini, kami mengupayakan agar program ini berjalan, ungkap pdt. Saneb.

Dalam kesempatan itu ia menyampaikan harapan gereja bagi para pengajaran yang hadir mengikuti kegiatan tersebut.
“Kawan-kawan telah memberi diri kepada Tuhan melalui gereja untuk melayani anak-anak. Sungguh-sungguhlah melayani Tuhan agar Tuhan memakai kamu. Tanamkan prinsip ini sebelum melayani, saya menyiapkan diri dulu sebelum melayani. Anak-anak yang belum bisa makan jagung jangan kasih jagung,” katanya.

Loka karya ini merupakan kerja sama Klasis Amanuban Timur dengan Yayasan Sunfokus Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Lexi Pello, salah satu pemateri menyampaikan tujuan kegiatan, dan apa yang harus dicapai setelah kegiatan ini. Dan pelatihan perkelas bagi guru menurut umur anak.
“Kami berusaha menolong dan melengkapi guru sekolah minggu untuk mengajar anak-anak dengan bahan yang kami siapkan. Kami tidak ceramah tapi memberikan pelatihan dan bahan secara tertulis. Untuk itu sebelum kami datang sudah berdiskusi dengan ketua Klasis tentang kebutuhan di sini, dan selama empat hari ini kita latihan perkelas,” katanya.

Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari di dua gereja, yakni gereja Ebenhaezer Tuakene dan gereja Bet’el Mansenu.

FN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *