MENATA PELAYANAN UNTUK MEMPERKOKOH PERSEKUTUAN- Pdt. Frans Nahak

Pdt. Frans Nahak

MENATA PELAYANAN UNTUK MEMPERKOKOH PERSEKUTUAN

2 Tawarikh 17:1-12

Pendahuluan

Seorang pengatur strategi perang legendaris dari Cina Kuno yang bernama Sun Tzu mengatakan bahwa kesempatan untuk mengalakan musuh ialah yang disediakan oleh musuh itu sendiri. Jika kita membiarkan kelemahan kita terlihat oleh musuh, sebenarnya kita sudah memberikan kemenangan kepadanya. Kemenangan bukan ditentukan oleh kekuatan lawan melainkan kelemahan kita sendiri. Setiap negara yang dalam keadaan aman dan tentram, hendaknya jangan merasa aman namun pakailah kesempatan tersebut untuk mengokohkan dirinya. Pernyataan tersebut mengingatkan kita bahwa jangan merasa nyaman, santai, dalam situasi yang damai.

Dari tahun 2019 kita mengalami pandemi covid-19 yang membuat semua aktivitas dibatasi, mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat. Kini kita diberi kelongaran untuk kembali beraktifitas. Belum selesai pandemi kita diterpah oleh bencana alam seroja, berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan kondis pasca badai tesebut. Namun banyak ilmuwan memprediksi bahwa badai akan terus ada karena perubahan iklim, dan juga akan memunculkan virus varian baru. Kita diminta untuk selalu membenahi infrastruktur kesehatan, konstruksi banguna rumah yang tahan bencana di daerah-daerah yang rawan, mitigasi bencana dilaksanakan agar mengurangi resiko bencana alam.

Tahun ini rata-rata para petani di pedalaman Timor, khususnya Kecamatan Fatukopa-TTS, hasil panen jagung menurun.

Pembahasan Teks

Jika kita membaca kitab Tawarikh, maka kita dapat menyimpulkan bahwa perhatian penuh kitab ini kepada kerajaan Yahuda yang dipimpin oleh keturunan Daud setelah kerajaan Israel raya terpecah. Cerita tentang Saul dan pemerintahannya hanya sekilas (1 Taw. 10). Percobaan kudeta oleh Absalom (2 Sam. 14 – 19) dan Adonia (1 Raj 1-2) juga tidak disebut.

Bagi penulis, keluarga Daudlah yang dipilih Allah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan sehingga Daud adalah tokoh yang penting dalam pengembangan agama Israel yang hampir sebanding dengan Musa. Semangat rohani umat Israel berasal dari Daud sehingga mereka mengikuti dia dalam segala hal. Karena itu, ketika kita membaca kitab ini, kita menemukan setiap cerita nama Daud selalu disebut dan menjadi patokan.

Kemenangan atau kekalahan bangsa Yahudi tidak terletak pada kegagahan para pahlawan melainkan tergantung pada kehendak Allah, pada campur tangan Allah yang ajaib. Tempat ibadah, peribadahan dan para petugas orang-orang Lewi menjadi foktor penting relasi mereka dengan Allah. Pola hukuman-imbalan, otoritas Kitab Suci (Taurat), rumah Allah yang merupakan unsur-unsur pemerintahan Allah atas umat-Nya yang mengajak umat untuk kembali kepada ibadah yang benar dan setia kepada Allah.

Unsur-unsur tersebut terelihat dalam cerita raja Yosafat. Ia mengantikan ayahnya, Asa, yang melakukan perbuatan baik dan benar di mata Tuhan (2 Taw. 14:2), namun diakhir cerita pemerintahannya, ia mengalami tekanan dari raja Israel, Baesa. Ia merasa dirinya terdesak dan takut sehingga menyandarkan dirinya kepada raja Aram. Ia lebih percaya kepada raja Aram dan mengambil barang-barang dari perbendahara di rumah Tuhan untuk menyerahakan kepada raja Aram sebagai upeti (2 Taw. 16:2). Itulah sebuah kesalah besar yang dilakukan oleh raja Asa.

Anaknya Yosafat menggantikannya. Nama Yosafat berasal dari kata ibrani “Yehoshafat” yang artinya Tuhan menghakimi. Ia merupkan raja ke-4 dari kerjaan Yahuda keturunan ke-5 dari Daud. Ia berumur 35 tahun ketika menjadi raja.

Ketika Yosafat menjadi raja, ia sadar bahwa warisan kerajaan yang ditinggalkan oleh ayahnya tak akan bertahan jika ia tidak mengokohkan kerajaan tersebut. Kerjaan Yahuda diapit oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Aram, Mesir, Asyur, Filistin dan Israel sendiri. Kondisi ekonomi dan politik bisa berubah kapan saja. Karena itu hal pertama yang dilakukan Yosafat adalah memperkuat wilayah Yahuda dari serangan musuh. Ia memiliki angkatan perang yang besar jumlahnya. Menempatkan tentara di semua kota berkubu di Yahuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yahuda serta di kota-kota Efraim oleh ayahnya dari Israel.

Yosafat adalah seorang raja yang saleh sehingga dia diberkati Tuhan dengan luar biasa. Tuhan mengokohkan kerjaannya. Tangan Tuhan menyertai Yosafat sehingga tidak ada raja-raja di sekitarnya yang berani berperang melawan Yahuda.

Ia juga mengangkat para pengajar untuk mengajar firman Tuhan di seluruh wilayah Yahuda. Ia tidak hanya menyerahkan tugas pengajaran kepada orang-orang Lewi atau imam-imam saja, sebab ia sadar bahwa jumlah orang Lewi sangat terbatas, sedangkan jumlah rakyat Yehuda sangat banyak. Jadi ia juga mengangkat para pengajar di luar orang Lewi. Ia juga berkeliling untuk menyeruhkan kepada orang Yehudi untuk berbalik kepada Tuhan (2 Taw. 19:4). Ia adalah salah seorang raja yang sangat peduli terhadap kebutuhan rohani dan jasmani bangsanya sehingga ia membangun ketahanan pangan dengan membangun benteng-benteng perbekalan.

Aplikasi

Dari cerita tersebut ada beberapa pokok yang bisa menjadi bahan refleksi:

Pertama, Yosafat adalah seorang pemimpin yang bijak. Pemimpin yang bijak  berpikir jauh ke depan, mengatisipasi kemungkinan-kemungkina yang terjadi dan menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapinya. Kita belajar dari peristiwa bencana alam dan non alam yang kita alami beberapa tahun belakangan ini, maka membuat semakin bijak menata diri, menata keluarga dan menata jemaat, menyiapkan jemaat dan melengkapi mereka dengan kearifan , kerativitas dan keahlian.

Kedua, Yosafat adalah seorang pemimpin yang saleh. Kesalehan artinya ketaatan, kepatutuhan, ketulusan dan mau berkorban mengabdikan diri kepada Allah. Kesalehan Yosafat yang membuat kerajaanya kokoh dan kuat. Jemaat yang kokoh dalam persekutuan adalah jemaat saleh dalam persekutuhan dengan Tuhan dan sesama. Tuhan menyertai dan memberkati pemimpin dan umat yang hidup dalam kesalehan.

Ketiga, Yosafat seorang pemimpin yang mau melibatkan orang lain untuk melaksanakan pelayanan, di mana ia melihat bahwa orang Lewi yang melayani sedikit sehingga ia mengangkat para pengajar dari luar orang Lewi untuk melayani. Persekutuan yang kuat adalah persekutuan yang mengedepankan kerja sama. Bukan melihat sesama rekan sekerja sebagai lawan atau bawahan yang tinggal diperintah. Bukan bekerja sendiri untuk dapat makan sendiri atau menggunakan jabatan sebagai panggung mencari nama, mengkampanyekan diri demi sebuah jabatan.

Keempat, Yosafat adalah seorang pemimpin yang tidak hanya duduk memerintah namun ia secara langsung terlibat dalam pelayanan, di mana ia berkeliling untuk menyeruhkan kepada orang Yehudi untuk berbalik kepada Tuhan.

Kelima, Yosafat adalah seorang ahli strategi. Ia menempatkan tentara di semua kota berkubu di Yahuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yahuda serta di kota-kota Efraim oleh ayahnya dari Israel. Kemudia ia membangun benteng-benteng pembekalan. Hal ini menunjukan bahwa ia hadir menjaga dan memilihara rakyat. Bagaimana strategi gereja yang membuat jemaatnya merasa bahwa gereja hadir menjaga dan memilihara hidup mereka?

Tuhan memberkati!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *