MENGASIHI SESAMA MENGASIHI BADAN SEBELAH
MENGASIHI SESAMA MENGASIHI BADAN SEBELAH
MATIUS 22: 34-40
Apa yang saya buat terhadap diri saya berarti saya buat itu untuk menghargai Allah. Mengapa? Karena tubuh ini adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalamnya, bdk; I Kor 3:16.
Bacaan ini merupakan pertanyaan terakhir yang tampak di Injil Matius dan Markus ketika jawaban Yesus membungkam orang Saduki, maka orang Farisi datang berkumpul dan menanyakan hukum yang terutama dalam hukum Taurat.
Pada waktu itu pertanyaan itu sering didiskusikan oleh pemuka agama, yang manakah dari sepuluh perintah Tuhan yang penting. Dan sekarang mereka ingin tahu apakah jawaban Yesus tentang hukum itu. Hukum Taurat semua penting, sebab satu saja yang dilanggar maka semua batal. Semua sama yang harus dilakukan. Bagi kaum Yahudi, hukum Taurat merupakan pengungkapan yang sempurna akan kehendak Allah dan yang akan dilestarikan selama-lamanya. Bagi Yesus juga kehendak Allah teruangkap melalui hukum Taurat, namun Yesus tidak mengartikan kehendak Allah atas dasar hukum Taurat melainkan mengartikan hukum Taurat atas dasar kehendak Allah.
Karena ingin tahu jawaban Yesus maka orang Farisi mendekati dan bertanya, “Guru, hukum manakah yang terutama di dalam hukum Taurat? Yesus mengutip Ulangan 6:4-5. Dan dimulai dengan kata Syema = dengarlah. Inilah bagian firman Allah yang harus diingat oleh orang Israel, yang biasanya ada di dahi, di tangan atau di ambang pintu rumah yaitu dengarlah akan Tuhan.
Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, segenap kekuatanmu. Itulah perintah yang terutama dan terbesar. Itulah ciri khas ajaran hukum Allah. Yang lain mengajarkan hanya menekankan ketaatan dan kehormatan kepada Tuhan, tetapi kamu harus mengasihi Tuhan. Mengapa? Karena Allah adalah pribadi mengasihi dan dikasihi.
Mengasihi Allah membuat kita mengasihi sesama manusia sehinggah Yesus menambahkan hukum kedua dari Imamat 19:18 yaitu mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dari sudut pandang Yesus, hukum Taurat seluruhnya diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hukum Taurat. Taurat yang dimaksud adalah mengasihi Allah dan sesama. Patokan Yesus adalah hukum kasih.
Kita mengutip perkataan rasul Yohanes “jikalau seorang berkata: aku mengasihi Allah; dan membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.” (I Yoh. 19:18). Yohanes menekankan bahwa orang mengasihi sesama karena kasih Allah ada di dalam dirinya. Mengasihi sesama tanpa mengasihi Allah hanya kepura-puraan.
Dalam bahasa dawan sasama adalah “aok bian” artinya badan sebelah. Jadi sesama adalah separuh dari tubuh saya, oleh karena itu kita perlu mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Merawat tubuh agar sehat karena di tubuh yang sehat ada Roh Allah yang berdiam. merawat tubuh untuk sehat adalah pekerjaan Roh Allah. Tubuh yang sehat membuat hati gembira dan memnacarkan wajah yang ceria.
Hidup dalam suasana saling mengasihi di situlah Roh Allah berkarya. Mengasihi sesama tanpa mengasihi diri adalah kepura-puraan dan sebaliknya.
Jika sesama adalah separuh dari tubuh saya, maka mengasihi sesama saya seperti mengsihi tubuh saya. Tak ada orang yang tidak memperhatikan, merawat dan mengasihi anggota tubuhnya. Rasul Paulus bilang anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan kusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. (FN)