PEMUDA GMIT KLASIS AMANUBAN TIMUR MENGUSUNG THEMAH (TRAFFICKING ) DALAM PROSESI JALAN SALIB
PEMUDA GMIT KLASIS AMANUBAN TIMUR MENGUSUNG
TEMAH (TRAFFICKING ) DALAM PROSESI JALAN SALIB
Rabu 19 april 2017
Ditengah teriknya mentari tepatnya pada pukul empat belas atau jam dua siang, sekelompok orang dari jemaat Ebenhaeser Oenasi Klasis Amanuban Timur mengusung sebuah keranda yang bertuliskan “Jenaza Korban perdagangan orang” Melintas di jalan raya antara kantor Desa Oe Ekam dan jalan menuju gereja Ebenhiser Oenasi untuk menuju tempat pemakaman yang oleh masyarakat di sekitar Oe Ekam dan Haunomaten menamakan “kuburan Malaysia”. Perjumpaan antara rombongan pengusung jenaza dan para peziara prosesi paskah tak terhindarkan,
di belakang sekelompok pengusung keranda Jenaza beriring pulah seorang ibu bersama kerabatnya serta dua orang anak yang mulutnya telah tersumpal dengan seutas salendang,didepan dan dibelakang kedua anak tersbut terpampang beberapa tulisan yang dapat terbaca dengan jelas yakni “ data Human Trafficking di NTT tahun 2016, brosur tentang penjualan organ tubuh manusia serta ada seruan dalam bahasa uab Meto Musnasab sosa’ Mansian(berhenti jual manusia) . kedua ibu tersebut meratap dengan terseduh seakan tidak percaya dengan peristiwa kematian anak perempuan semata wayang yang sangat mereka cintai. dia pergi meninggalkan dusun Oenasi bersama-sama dengan beberapa teman sebaya ke negri jiran (Malaysia) karna dibujuk oleh agen TKW yang tidak diketahui asal usulnya dengan janji gaji yang besar .
Cerita diatas merupakan sebuah adegan yang diperankan oleh kaum perempuan dan pemuda GMIT Mata jemaat Ebenhaiser Oenasi Klasis Amanuban Timur dalam Ibadah Prosesi Paskah Tahun 2017 pada titik salib kedua (Ebenhaiser ) .dengan tetap merujuk pada Thema yang diusung oleh PGI dan Sinode GMIT Kebangkitan Kristus membebaskan kita dari kuasa Kematian (Roma 6:10 ) Kebaktian Prosesi paskah di tahun ke Enam ini panitia (badan pengurus pemuda GMIT Klasis Amanuban Timur ) mengusung isu-isu actual yang sedang menjadi pergumulan bangsa dan Negara terutama oleh Gereja Masehi Injili di Timor yaitu :perdagangan Orang, penambangan mangan dan penebangan pohon secara liar,perlindungan anak dan isu pluralitas ( kerukunan umat beragama ).
Teriknya mentari tidak memupuskan semangat para peziara yang datang dari berbagai kalangan yakni para pendeta se- klasis Amanuban Timur dan klasis-klasis tetangga ( Amanuban tengah Utara,Amanuban tengah selatan,Efata soe,Amanatun Utara dll) serta jemaat –jemaat dalam klasis amanuban Timur, Klasis-kalsis tetangga, Pemudam GMIT , compak, wakil bupati Timor Tengah selatan bersama beberpaa SKPD ,para camat dari beberapa kecamatan dan lain sebagainya . semua peserta terus berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih satu setengah kilo meter untuk sampai pada titik salib kedua(Ebenhaiser). Lantunan puji-pujian oleh songleader Nn Marteda Babu dari jemaat besnam dengan pemain Kiboard Nn Bella dari Pemuda GKY Mangga Besar yang sebentar lagi akan mengakhiri masa kegiatan misinya di Klasis Amanuban timur serta duet Orator pdt Timotius E.P Makunimau S.Th dan Pdt. Aplonia Adolfina Salukfeto –Kou S.Th terus menyuarakan suara kenabian kepada para peziara baik yang berjalan maupun yang hadir untuk sekedar menonton prosesi jalan salib tersebut .
Dengan suara yang lantang dan tegas , kedua orator menyampaikan beberapa pesan kenabian kepada para peserta prosesi maupun kepada masyarakat pada umumnya yaitu :
- Manusia adalah makhluk mulia ciptaan Allah manusia bukanlah barang untuk diperjual belikan karena itu stop perdagangan “ ama ena mus nasab sosa’mansian
- Seluruh Elemen masyarakat dari lintas agama diajak saling bergandengan tangan untuk memerangi perdagangan orang ,karena perdagangan orang adalah kejahatan kemanusiaan “ dengan mengutip kata bijak dari mahat magandi “ Dunia ini hancur bukan karena orang jahat bertambah banyak melainkan karena orang-orang baik memilih untuk diam” seruan moril ini terus dikumandangkan mengajak semua stake holder lintas agama ( Kristen Protestan,Katolik,Islam,Hindu , Budha ) yang turut mengambil bahagian dalam prosesi
- Kepada masyarakat Amanuban Timur . Tuhan telah menyediakan tanah yang subur, hujan yang melimpah, sinar mentari yang baik, bumi yang penuh dengan kekayaan, karena itu bekerjalah dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan makanan serta kebutuhan lainnya Jangan lagi pergi ke negeri Orang dengan janji-janji
Aksi solidaritas terhadap isu perdagangan orang dalam prosesi paskah tersebut di tandai dengan pemberian krans bunga yang bertuliskan “ jemaat se-Klasis amanuban Timur menyatakan rasa solidaritas terhadap persoalan perdagangan orang, dilanjutkan dengan kehadiran tokoh Yesus di tengah –tengah ibu dan anak-anak yang sedang menangis. Kehadirannya untuk memberi keteguhan dan pegharapan kepada orang tua serta keluarga yang bersedih .
Dengan mengutip Ayat Firman Tuhan dalam matius 11:28, pemeran Tokoh Yesus yang kali ini diperankan oleh pdt Haleleo menyampaikan menyampaikan firman Tuhan , Marilah kepadaku semua yang letih lesuh dan berbeban berat Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Suasana ibadah semakin khusuk dan hening di tengah terik mentari ketika paduan suara jemaat Anugerah Mauleum yang dipimpin oleh pdt Aqurius Delief laufa S.Si Teol melantunkan pujiannya mengakhiri sesi di titik salib dua (ebenhaieser ) dan melanjutkan perjalanan lagi. (bersambung )
Sangat luar biasa ?????
Ijin Share boleh?