PEMUDA LINTAS AGAMA AMANUBAN TIMUR BERKOMITMEN MENJAGA PLURALITAS
AU HEUNKIT HET PANAT SON FENU
MARI JAGA RUMAH BERSAMA
Rabu 19 April 2017
Jarak titik salib Sinai (empat) ke titik salib Eden (lima) kurang lebih hanya sekitar lima ratus meter. Titik salib yang diberi nama “ Eden “ oleh pantia penyelenggara ini terletak ditengah-tengah komunitas masyarakat bugis dan timor . sebutan akrab untuk tempat ini adalah pasar Lama. ketika rombongan prosesi beranjak dari titik salib Sinai ke titik salib eden waktu kira-kira telah menunjuk pukul 16 00 wita atau jam 4 sore, barisan prosesi kian semakin panjang karna setiap peziarah yang sebelumnya berada di titik-titik penantian ( setiab titik salib) telah meleburkan diri dalam satu rombongan perarakan yang telah mencapai ribuan orang.
Tak ketinggalan juga telah melebur diri pemuda lintas agama(Prostestan, katolik & Muslim ) yang melakukan demonstrasi penolakan tambang mangan pada titik salib Nazareth(tiga), juga muda mudi Katolik yang telah berorasi dengan temah penyembahan pada titik salib Sinai ( empat) .
Kurang dari lima menit , rombongan prosesi tibah di titik salib “ Eden “ di belakang tiga buah salib sederhana yang berdiri tepat dipertigaan jalan menuju SMP Negeri 1 Amanuan Timur, lapangan bola Oe Ekam dan jalur jalan umum ini , terpampang sebuah bener /spanduk berukuran sedang bertuliskan “ AU HOEN KIT HET PANAT SONFENU” yang artinya “MARI JAGA RUMAH BERSAMA” . yakni Rumah Amanuban Timur yang didalamnya berdiam beragam suku, agama ras kelompok dan golongan. Di titik ini simbol pluralitas diperdengarkan kepada seluruh rombongan prosesi . melalui orasi yang disampaikan oleh Orang muda lintas Agama Kupang (kompak ) melalui perwakilan dari agama masing-masing (Katolik,Protestan, Hindu Muslim & Budha ) .mereka memperkenalkan diri serta menyatakan seruan bahwa sekalipun mereka berbeda ajaran agama & kepercayaan namun mereka tetap bersaudara, perbedaan ajaran Agama tidak boleh menciptakan permusuhan antar sesama. Kelompok orang muda lintas agama juga menghimbau agar setiap anak mudah di amanuban timur terus menjaga kerukunan, terus menjaga rumah bersama dari kepentingan apapun yang bisa merusak kerukunan.
Kehadiran “ kompak “ dalam Ibadah prosesi paskah tahun 2017 memberi warna dan makna tersendiri bagi seluruh peserta prosesi khususnya bagi pemuda pemudi lintas agama(Protestan,Katolik & Muslim ) di Amanuban Timur. Rasa haru dan bangga terlihat dirawut wajah mereka, Sebuah pesan moral hendak tersampaikan bahwa Ketika Negara sedang dilanda krisis kerukunan karena agama disalah gunakan, ketika di belahan bumi NKRI yang lain sedang terporak-poranda oleh karna agama dijadikan tunggangan kepentingan tertentu, tetapi di sini , di ditanah NTT, di tanah Amanuban, anak mudah dari lintas agama berjalan bergandengan tangan menyuarakan kurukunan dan menjaga perbedaan.
Selain kompak , hadir juga dalam rombongan yang datang dari kupang yakni ketua pemuda GMIT periode 2016-2020 bung david Natun . kehadiran beliau memberi motifasi tersendiri bagi pemuda GMIT di Klasis Manuban Timur. Dalam percakapan terpisah, beliau memberi apresiasi yang tinggi kepada badan Pengurus pemuda GMIT Klasis Amanuban Timur yang menyelenggarakan kegiatan Ibadah Prosesi paskah tahun 2017 yang sangat kuat dengan pesan-pesan paskah dalam hubungan dengan pergumulan bangsa, persoalan social kemanusiaan dan lingkuan alam.
Menanggapi tema Pluralitas yang diusung dalam prosesi paskah tahun 2017 pada titik salib Eden , camat amanuban Timur drs Yulius Fallo MSi memberi apresiasi sekaligus merekomendasikan agar simbol kerukunan umat beragama diamanuban timur terus dipertahankan dan di tingkatkan , bila berlu kita membangun sebuah prasasti tepat di lokasi titik salib Eden sebagai tanda peringatan kepada kita dan generasi setelah kita . Usulan ini disambut baik oleh salah satu wakil rakyat asal Amanuban Timur yang kini menjabat sebagai ketua komisi I DPRD kabupaten timor tengah selatan Bpk Nikodemus I.A Solle, beliau menandaskan pula bahwa pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap kegiatan-kegiatan seperti ini kareana Negara ini terdiri dari berbagai suku,agama,ras golongan dll. Keutuhan NKRI sangat tergantung pada Bhineka Tuunggal Ika. (bersambung).