PENDIDIKAN UNTUK MEMPEROLEH HIKMAT – Pdt. Elisa Maplani

PENDIDIKAN UNTUK MEMPEROLEH HIKMAT

(Amsal 2: 1-22)

Syalom. Minggu ini adalah minggu kita penutup bulan pendidikan GMIT. Tema Khotbah kita adalah: Pendidikan untuk memperoleh hikmat.

Ki Hajar Dewantoro, Tokoh Pendidikan Indonesia berpendapat bahwa pendidikan sangat penting untuk membentuk karakter hidup manusia dan mempersiapkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, ia mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 yang bertujuan memberikan kesempatan pendidikan bagi kaum pribumi jelata Indonesia. Tanggal kelahirannya 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional.

Ribuan tahun sebelumnya, Raja Salomo memberikan wejangan betapa pentingnya pendidikan bagi umat Israel guna memperoleh hikmat. Meski ia raja, ia menempatkan diri sebagai seorang ayah dan memberi nasehat pada Israel sebagai anak-anaknya tentang betapa pentingnya pendidikan guna memperoleh hikmat.

Amsal pasal 2 ini adalah bagian dari wejangan Salomo. Ada tiga hal Penting kita temukan dari wejangan Salomo ini:

Pertama, Undangan/nasehat untuk mengejar hikmat (ay 1-4).

Salomo akui bahwa tidak mudah untuk memperoleh hikmat. Ada persaratan atau tuntutan-tuntutannya:

• Harus ada usaha yang serius, tidak mengenal lelah, bersemangat dan terbuka untuk dipimpin oleh hikmat dan menyimpan dalam hatinya (ay 1).

• Orang perlu mendengarkan dengan penuh minat: Memasang telinga dan mendengarkan dengan hati (ay 2). Hati dalam pandangan orang Yahudi adalah pusat hidup intelektual dan moral. Maka belajar dengan mendengarkan dengan telinga dan merenungkan dalam hati tidak dapat dipisahkan.

• Orang harus berupaya mencarinya seperti mencari harta yang terpendam (ay 3-4). Maka dibutuhkan kerinduan dan kemauan yang kuat yang dibuktikan dengan usaha yang tekun. Butuh pengorbanan. Dan sikap ini dimiliki oleh orang yang tahu dan yakin bahwa hikmat yang didasari takut akan Tuhan adalah hikmat yang berharga bagi hidupnya.

Kedua, Buah dari hikmat (ay 5-11).

Salomo berkeyakinan, setiap orang yang dengan yang serius, tidak mengenal lelah, bersemangat dengan telinga dan hati serta berkorban untuk dapatkan hikmat pasti memperoleh buah yang melimpah.

• Buah hikmat yang pertama adalah orang hidup takut akan Tuhan dan mengenal akan Allah (ay 5-8).

Apa sebab ? Sebab permulaan hikmat adalah takut akan Allah. Orang akan tau diri apa artinya hidup hormat pada Allah. Dengan itu orang akan peroleh pengenalan akan Allah yang selalu menjaga dan melindungi orang-orang-Nya yang setia (ay 7-8).

• Buah yang kedua adalah orang akan mendapatkan pengertian tentang jalan hidup yang baik (9-11).

Seseorang akan tahu apa itu kebenaran, keadilan dan kejujuran dan hidup dalam kebenaran, keadilan dan kejujuran. Sebab jalan hidup yang demikian yang membawa kepada yang baik (ay 9b). Jiwanya bersukacita untuk melakukan yang baik karena ia tahu Tuhanlah yang memberikannya (8-9).

Ketiga, Akibat dari memperoleh hikmat (12-19).

• Akibat pertama, Hidup akan bebas dari pengaruh orang jahat (12-15). Hikmat Allah akan membebaskan orang dari godaan dan jerat jalan orang jahat.

Salomo akui fakta bahwa dunia ini dipenuhi orang-orang jahat yang hidup dalam kegelapan. Lidah orang jahat penuh tipu muslihat, berbelit-belit tingkah-lakunya. Lebih buruk lagi kesenangan orang jahat adalah berbuat jahat dan bersukacita atas perilaku hidup yang tidak lurus. Namun orang yang memperoleh hikmat yang berasal dari Allah akan memperoleh pengertian tentang hidup yang baik, dilepaskan atau dijauhkan dari godaan orang yang jahat yang berusaha menjatuhkan.

• Akibat kedua dari orang yang memperoleh hikmat dari Allah adalah pembebasan dari perempuan jalang atau perempuan asing. Mereka akan terhindar dari godaan mengambil atau memperistri perempuan yang tidak se-Iman yang membuat mereka merusak dan melupakan ikatan perjanjian dengan Allah karena akan membawa kematian/kebinasaan hidup. Jalan ke rumah mereka (perempuan jalang) adalah jalan yang membawa ke dunia orang mati (ay 18-29).

Ada aspek penting yang dapat kita ambil sebagai pesan Firman Tuhan bagi kita di penutupan bulan pendidikan GMIT ini:

Pertama, Tuhan itu sumber hikmat.

Siapa yang mau memperoleh hikmat harus mau berusaha dengan serius belajar banyak hal terutama dari Tuhan, Mendengarkan dan merenungkan kehendak Tuhan. Siapa yang berusaha mendapatkan huikmat Tuhan, akan memiliki norma hidup sesuai dengan kehendak Allah. Orang yang berhikmat akan hidup bermoral tinggi dan luhur dan yang terutama akan memiliki pengenalan akan Tuhan.

Kedua, Rumah tangga harus jadi basis pendidikan utama seorang anak mendapatkan hikmat.

Mencari hikmat melibatkan pikiran, hati, dan kemauan. Karena itu pendidikan baik formal maupun non formal penting. Setiap orang harus berusaha mendapatkannya dengan belajar mendengar dengan telinga dan hati serta ada kemauan untuk berkorban guna mendapatkannya. Karena itu orangtua perlu serius jadikan rumah tangga basis pendidikan bagi anak dan harus rela berkorban untuk itu.

Pendidikan yang dimaksudkan di sini bukan sekedar memasukkan anak di bangku pendidikan formal. Pendidikan mencakup tindakan mengajar, menasehati, mendisiplinkan anak dari berbagai pengaruh buruk dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri seorang anak.

Orang tua harus menyadari bahwa masa untuk mendidikan anak sangat terbatas dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bila kesempatan emas itu lewat begitu saja, orangtua harus mempertanggung-jawabkannya di hadapan Tuhan. Semua proses pendidikan yang demikian dilakukan dengan tujuan utama hidup takut akan Allah dan mengenal Allah secara baik dan benar.

SOLI DEO GLORIA.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *