PENGUTUSAN & PERHADAPAN KETUA MAJELIS JEMAAT BIITO
IBADAH PENGUTUSAN DAN SERAH TERIMA DI JEMAAT BI’ITO
“Perbandingan itu wajar. Membandingkan pendeta (pdt) sekarang dengan pdt yang terdahulu adalah manusiawi. Jemaat tidak bisa memaksa pendeta yang satu sama dengan yang lain. Namun tugas seorang pendeta melayani dengan baik di jemaat yang diutus. Mutasi dan serah terima bagian dari keteraturan pelayanan dalam gereja” demikian makna khotbah yang disampaikan oleh pdt. Aplonia Kou pada saat ibadah pengutusan pdt. Wiliradith Maniley ke Jemaat Anugerah Mauleum dan perhadapan serta serah terima pdt. Aslim Nufeto sebagai Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Bi’ito di gedung kebaktian mata jemaat Arit, Klasis Amanuban Timur (11/4/2019).
Majelis Klasis mengadakan serah terima jabatan KMJ Bi’ito dari pdt. Wiliradith Maniley kepada pdt. Aslim Nufeto karena masa jabatan pdt. Maniley telah berakhir. Saat menyampaikan suara hatinya pdt. Wili meminta kepada pdt.Aslim sebagai KMJ untuk bekerja keras mengelolah sumber daya jemaat yang ada. Ia mengatakan bahwa Bi,ito seperti lembah sungai Yordan, dan mengajar jemaat sadar memberi kepada Tuhan. “ketika awal saya tiba di jemaat ini saya melihat potensi di jemaat ini seperti lembah sungai Yordan. Tetapi butuh kerja keras untuk mengelolah, dan ajar jemaat untuk bersyukur kepada yang Sumber berkat,” katanya.Kemudia ia menyampaikan pergumulannya bersama mata jemaat Arit yakni tentang kemadirian jemaat. “mimpi kami jadi jemaat mandiri dan itu sudah diputuskan dalam sidang, jadi saya berharap kepada pdt. Aslim untuk melanjutkan itu,” pinta Pdt. Wili.
Pada kesempatan tersebut pdt. Aslim secara singkat berharap agar kerja sama di antara majelis jemaat dan KMJ. Karena sebagai pdt. ia menyadari akan keterbatasan dan kekurangannya.“saya berharap kita kerja sama untuk membangun jemaat ini karena seorang pendeta tidak sepurna,” kata Pdt. Aslim.
Ketua Majelis Klasis Amanuban Timur, pdt. Saneb Blegur mewakli Majelis Sinode GMIT menyampaikan suara gembala. Ia memberi apresiasi kepada jemaat Bi’ito.
“saya mewakili Majelis Sinode GMIT memberikan apresiasi kepada seluruh jemaat Bi’ito karena mengukur prestasi terbaik. Selama ini pdt. ganti pdt. keluar dari sini tanpa ibadah pengutusan, tapi kali ini pdt. Wili masanya habis ia pergi dengan ibadah pengutusan. Itu pertanda bahwa jemaat mengalami pertumbuhan iman dan kita telah melihat Tuhan berkarya di jemaat ini,” katanya.
Ia menyampaikan harapannya agar jemaat ini lebih baik lagi. “harapan saya hari esok akan lebih baik. Itu menjadi tantangan bagi pdt. yang baru. Pdt. membuat metode dan catatan agar yang sudah baik ditingkatkan dan yang belum terus diperbaiki,” harap pdt. saneb.
Ia kembali mengingatkan tentang inti khotbah yang disampaikan oleh pdt. Aplonia mengenai keteraturan jemaat. Menurutnya, jemaat yang tidak teratur, tertib adalah jemaat yang ada dalam ambang kehancuran. “saya mengutip kembali khotbah ibu pdt tadi tentang keteraturan. Menurut saya, jemaat yang tidak teratur, tertib jemaat menuju ke ambang kehancuran. Maka jemaat harus mau diatur dan hidup tertib. Beri ruang kepada pdt. untuk mengatur dan menata.” ujar pdt. Blegur.
Kemudian ia menekankan tentang keteladanan dan integritas seorang pelayan. “kepemimpinan dalam gereja berbeda dengan kepemimpinan di luar gereja. Kepemimpinan dalam gereja apa yang diucap itu yang dilakukan. Karena jemaat akan memperhatikan seorang pemimpin mengucapkan dan melaksanakan. Omong tentang teladan maka omong tentang ketaatan. Itu omon tentang itegritas.”
Lalu ia mengambarkan tantangan yang ada dalam jemaat ini. Gereja berhadapan dengan perselisihan antar kelompok yang mengakibatkan perpecahan dalam jemaat. Untuk itu ia berharap kepada KMJ dan seluruh majelis jemaat agar berjalan sesuai dengan apa kata Alkitab, tata gereja dan produk-produk lainnya yang dikeluarkan oleh gereja. Ia berharap agar segala sesuatu dirapatkan dan diputuskan bersama.
Frans Nahak