PERSIDANGAN MAJELIS KLASIS AMANUBAN TIMUR VI

SPIRITUALITAS PARA PELAYAN GMIT

dscn6826www.klasisamanubantimur.net; Gedung kebaktian Jemaat Imanuel Telukh, tempat berlangsungnya persidangan sejak pagi tadi (08/12/2016, red) sudah didatangi oleh para peserta persidangan, pasalnya sesuai jadwal persidangan, seharusnya sejak kemarin (07/12/2016, red) pleno pengambilan keputusan sudah berjalan, tetapi karena alotnya rapat pleno betul-betul menyita banyak waktu hingga selesainya ibadah malam dan sesi makan malam sekalipun masih ada beberapa komisi yang masih merampungkan hasil rapat komisi.

dscn6870Namun setelah sesi makan pagi dan ibadah pagi, kehadiran peserta yang memiliki hak suara masih belum mencukupi jumlahnya dibanding dengan peserta yang memiliki hak bicara. Kondisi ini menyebabkan persidangan belum dapat dimulai. “Apakah kita bisa melanjutkan persidangan ini dengan tentunya kita yang hadir terus mengawal dan bertanggungjawab terhadap keputusan yang akan kita ambil?” tanya Majelis Persidangan (MP).

Persidangan akhirnya dipending selama 15 menit menanti quorum. Setelah itu kita akan lanjut walaupun peserta masih tetap, ini kita lakukan dengan merujuk pada Tata GMIT. Ungkap MP mengakomodir semua masukan dari para peserta persidangan.

Tepat pukul 09.00 Wita, persidangan dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada komisi I menyampaikan hasil rapat komisi tentang panca pelayanan.

dscn6905Penyampaian hasil dari komisi I ini diselingi dengan penyampaian materi dari Ketua Forum Kerukunan Intern Kristen (FKIK), Pdt. Emr. Lot Baun yang tidak sempat hadir dalam sesi seminar dan pertemuan dengan para mitra kerja gereja yang mendapat alokasi waktu pada hari I dan II. Beliau memulai materinya dengan menyampaikan tujuan hadirnya FKIK yaitu: a). Menggalang kerjasama antar dan intern gereja Kristen; b). mengatur komunikasi timbal balik antar dan intern gereja; serta c). supaya terwujudnya kerukunan intern Kristen sesuai dengan doa Yesus dalam Injil Yohanes 17 itu.

dscn6864Garis besar materi yang disampaikan oleh beliau, lebih ditekankan pada spiritualitas para pelayan dalam GMIT, sebab sesungguhnya hal ini juga menjadi salah satu kendala dan pintu masuk bagi aliran ‘gereja dan pendeta lain’ (baca= gereja dan pendeta nakal) untuk merampas umat dari GMIT. Sebab sesungguhnya jumlah gereja yang terdapat di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 35 denominasi termasuk ‘Saksi Yehova’; sementara di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), terdaftar 27 denominasi tidak termasuk saksi yehova, namun dalam kenyataannya ternyata saksi yehova telah beredar dan berkembang pesat di TTS, bahkan begitu mengganggu pergumulan pelayanan gereja kita sebab strategi pelayanan yang mereka bangun sangat baik, tandas Emr. Baun.

Kelemahan kita yang lain adalah jumlah warga gereja kita yang sangat banyak, lanjut beliau, sementara fungsi kontrol dan pastoral kita yang masih lemah, untuk itu mari kita kembali untuk mulai melakukan penataan pertama-tama melalui perbaikan statistik kita dengan mendata dan mengunjungi bahkan berdoa bersama-sama dengan mereka di setiap waktu, tutup Emr. Baun yang semasa aktifnya pernah dalam sehari menikmati makanan rohani hingga 30 kali melalui perkunjungan dan doa bersama-sama domba yang dituntunnya.

dscn6854Setelah makan siang bersama, pleno dilanjutkan dengan menyelesaikan hasil pembahasan komisi I (tentang: Panca Pelayanan), II (tentang: Badan Pembantu Pelayanan dan Unit Pembantu Pelayanan), III (Rekomendasi-rekomendasi) dan IV (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Klasis) untuk tahun 2017.

Persidangan ini ditutup dengan kebaktian penutupan sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat Oeleon, Pdt. Hendrikus A. Hormu, S.Th yang mendasarkan khotbahnya dari Kejadian 6:9-16 dengan mengambil tema: EVALUASI. Evaluasi itu sama dengan penilaian terhadap proses yang dijalani dan dilakukan, ujarnya. Saat ini kita sudah melakukan 1 evaluasi yang penting, tetapi evaluasi ini jika tidak disertai dengan tindakan, sama dengan sia-sia. Sementara tindakan tanpa evaluasi juga tidak akan ada gunanya.

dscn6951Berdasarkan firman ini, Allah memusnahkan bumi dengan air bah, itu dimulai dengan evaluasi yang mendapati bahwa bumi sudah ada dalam kerusakan yang parah. Allah melihat dunia telah penuh dengan kekerasan dan lain sebagainya. Tindakan Allah ini jika dinilai secara manusia sama dengan tidak manusiawi. Akan tetapi belajar dari firman ini, Allah bertindak setelah melalui suatu evaluasi.

Belajar dari evaluasi Allah, maka kunci utamanya adalah mari melakukan evaluasi berdasarkan kasih dan keadilan dari Allah, pesan pdt. Aris mengakhiri khotbahnya.

dscn6889Sesi persidangan ini diakhiri dengan arahan penutup dan ramah tamah.

sampai jumpa tahun depan Tuhan Yesus memberkati…

nw

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *