PULAU KARANG TANAH KANAAN
PULAU KARANG TANAH KANAAN
Kesulitan kami di daerah ini adalah air, baik air bersih maupun air untuk ternak dan tanaman. Kesulitan itulah kami (gereja) berupaya agar mendekatkan air kepada jemaat. Beberapa hari yang lalu ada orang mendeteksi air dalam tanah untuk sumur bor di halaman gereja. Kata mereka bahwa tidak temukan debit air dalam tanah yang bisa dijadikan sumur bor. Namun salah seorang berkata kepada temannya, “air dalam tanah tak ada namun tanaman subur,” setelah melihat tanaman-tanaman di halaman Pastori.
Pulau Timor adalah pulau karang. Tanahnya berbatu dan berkapur dengan curah hujan yang sedikit. Tahun lalu saya orientasi sebagai pendeta Gereja Masehi Injili di Timor di Jemaat Besnam wilayah Kecamatan Fatukopa Kabupaten Timur Tengah Selatan. Ada satu orang dari Jawa yang datang berlibur juga di sini. Ia menghabiskan waktu liburan berjalan melihat keadaan di wilayah ini. Cagar alam yang menjadi daya tarik ialah bukit batu Fatukopa.
Dia bercerita kepada saya.
“Wah, ngeri, melihat keadaan alam di Timor yang penuh dengan batu karang. Tidak mungkin ada kehidupan di pulau Timor. Suhu udaranya panas membakar. Cadangan air tanahnya sedikit sekali.”
Ya, benar, Timor adalah sebuah atol (Pulau karang) dan unsur tanahnya hanya sedikit sekali. Kami orang Timor mengakui itu. Hal itu terlihat dari nama yang diberikan kepada kampung-kampung. Hampir 70% nama tempat di pulau Timor di awali dengan kata We (air dalam bahasa Tetun) atau Oe (air dalam bahasa Dawan) dan Fatuk ( batu dalam bahasa Tetun) Fatu (dalam bahasa Dawan). Nama-nama itu mengekpresikan keadaan kami orang Timor akan air dan kenyataan tanah kami. Dahulu ada sebuah iklan yang mungkin menjadi bahan tertawaan atau olokan bagi kami orang Timor yakni “Sumber air sudah dekat..dst..” itulah kami orang Timor.”
Walaupun demikian, di atas batu karang tumbuh banyak jenis tanaman yakni pohon Cendana yang wangi, pohon Johar yang daunnya tetap hijau sepanjang tahun, pohon Lontar yang menghasilkan gula, dan bunga Bugenvil yan berwarna-warni. Bahkan gunung batu yang anda lihat mengagumkan, di dalamnya marmer yang indah, mungkin di pulau lain tidak ada.
Seperti pohon yang disebutkan, kami tumbuh di pulau karang, pulau kering, bukan berarti kami tidak bisa berbuat apa-apa. Justeru kami menghasilkan keharuman seperti cendana, kami akan tetap hijau seperti pohon johar, kami akan menghasilkan nira yang manis dan gula yang mungkin tidak ada di dunia ini dari pohon lontar. Dan kami akan menghasilkan warna-warni seperti bunga bugenvil. Kami telah menghiasi tembok-tembok dengan kecantikan.
Pagi ini saya belajar dari cerita Abram dan Lot dalam Kejadian 13.
Abram memilih tanah Kanaan yang tandus tak berair namun di situlah Allah berfirman kepadanya.
(Kej. 13:14-17) Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan.
Sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.”
Lot memilih lembah sungai Yordan yang subur seperti taman Tuhan.
(Kej. 13:10-11) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. — Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. —
Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.
Namun taman yang subur tidak menyediakan segala sesuatu yang indah karena menurut cerita ini penduduk di sana hidup dalam kejahatan.
(Kej 13:13) Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
Kita tahu akhir cerita Sodom dan Gomora.
Tempat yang terbaik tidak salamanya seperti lembah Yordan, karena itu bisa menjadi seperti Sodom dan Gomora (Kej. 13 : 10). Tempat yang sulit tidak berarti tidak ada kehidupan. Kehiduapn sejati muncul dari kesulitan (Kej. 13 : 14-18).
Tuhan memberikan pulang karang ini kepada nenek moyang kami dan memberkati mereka. Mereka mewariskan kepada. Di atas pulau karang ini kami bercocok tanam dan Tuhan menumbuhkan sehingga kami hidup hingga kini. Inilah tanah Kanaan kami.
(Pdt. Frans Nahak)