SERAH TERIMA KMJ HAUNOMATEN

ANTARA PANGGILAN DAN KUASA

Sudah sepatutnya semua jemaat Tuhan terharu dan menangis dengan satu peristiwa pengutusan dan penerimaan abdi Allah, betapa tidak harapan dan mimpi dalam kebersamaan pelayanan yang dirajut untuk satu periode (± 4 tahun) kini harus diakhiri, padahal baru saja 1 setengah tahun berjalan.

IMG_20160618_112515

Hari ini (18 Juni 2016), jemaat-jemaat dalam wilayah pelayanan Haunomaten, Klasis Amanuban Timur bersama Majelis Klasis Harian, para anggota majelis klasis ex officio dan para undangan lainnya ada dalam kebersamaan melalui kebaktian pengutusan Pdt. Nikolas Lumba Kaana, M.Th yang seterusnya akan melanjutkan pelayanannya di UPP Teologi GMIT, dan perhadapan Pdt. Aplonia Kou, S.Th menggantikannya…(Pdt. Niko) sebagai Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Haunomaten.

IMG_20160618_123133

Kegiatan serah terima tersebut didasari dengan Kebaktian yang dipimpin oleh Pdt.Robianto Hacarmawit Metkono S.Th, Ketua Majelis Jemaat Nekmese. Dalam khotbahnya yang didasarkan pada Injil Markus 10:35-45, beliau menekankan tentang apa dan bagaimana “KUASA” pada setiap orang, dan bagaimana menggunakan ‘berkat’ tersebut. Kuasa, menurut beliau ada pada setiap orang, bahkan sejak dari dalam kandungan ibu, manusia itu sudah memiliki kuasa. Pertanyaan refleksi bagi kita adalah: apakah kuasa itu baik atau tidak?, kuasa itu ibarat pisau, kalau di tangan seorang juru masak akan menghasilkan makanan yang nikmat, tapi kalau di tangan seorang pembunuh maka akan menebar ancaman, artinya kuasa itu baik tergantung orang yang menggunakannya.

Yakobus dan Yohanes, kedua murid Yesus ini dalam pikiran mereka: perjalanan Yesus ke Yerusalem adalah untuk menjadi penguasa, karena itu kalau Yesus menjadi nomor 1 maka mereka harus menjadi nomor 2 dan nomor 3 setelah Yesus. Selanjutnya, ada beberapa masalah mengenai kuasa dan penggunaannya antara lain:

  1. Kuasa itu dapat saja dilakukan secara berlebihan (diberi kuasa sebagai KMJ, mau menjadi KMK= Ketua Majelis Klasis, dst.)
  2. Memiliki kuasa tapi tidak mau menggunakannya untuk mengatur dan menertibkan, atau disalahgunakan/digunakan secara salah (Imam Eli diberi kuasa tapi tidak menertibkan anak-anaknya yang suka mencuri kemuliaan Tuhan)
  3. Kuasa yang dimiliki mau dipegang untuk selama-lamanya, tidak mau diganti oleh orang lain, bahkan sampai lupa diri (Ahab yang merampas kebun anggur Nabot).
  4. Menggunakan kuasa hanya untuk kebaikan diri sendiri, bukan untuk kepentingan banyak orang.
CIMG1965

Hari ini tidak hanya ada serah terima pelayanan tapi juga perpisahan, ini kesempatan bagi kita utuk berefleksi tentang kuasa dan penggunaannya. Gunakanlah kuasa yang ada padamu dengan baik, sebab ibarat perumpamaan tentang talenta, pasti ada saatnya setiap kita diminta untuk mempertanggungjawabkan penggunaan kuasa tersebut, karena itu mari bercermin pada Yesus yang mengatakan: ‘Aku datang untuk melayani, bukan untuk dilayani’, demikian Pdt. Robi mengakhiri khotbahnya.

CIMG1980

Selanjutnya Pdt. Niko (sapaan) ketika diminta untuk memberikan sambutan, beliau mengawalinya dengan memohon maaf karena ketidakhadiran keluarganya, beliau menyatakan syukur kepada Allah hanya karena tuntunan-Nya, pelayanan bisa berjalan bahkan untuk waktu yang begitu singkat, terlebih lagi dalam tempo yang singkat itu, banyak dinamika terjadi saling berinteraksi antara mata-mata jemaat dalam klasis atau bahkan jemaat dengan klasis, mohon maaf kalau sayalah yang banyak melakukan kesalahan, tapi sejujurya teman-teman sekalian memberikan pengalaman yang indah bagi saya, ujar beliau merendah.

Saya dari sini akan ke UPP bidang Teologi Majelis Sinode Harian GMIT, sebenarnya nama saya tidak masuk hitungan, tapi kebutuhan pelayanan untuk bidang ini (Pembinaan Warga Gereja /PWG) sangat dibutuhkan dan saya diminta untuk mengisinya. Bagi saya ini satu kemalangan, bukan keberuntungan sebab visi dan misi pelayanan kami telah kami siapkan untuk empat tahun pelayanan harus terputus pada tahun pertama, namun saya pastikan di tempat yang baru saya selalu mendoakan teman-teman di sini agar apa yang kita gumuli bersama yaitu tumbuh kembang dan kedewasaan iman jemaat dapat terwujud, biarlah melalui doa, walau kita jauh di mata tetapi dekat di hati, ujar beliau mengakhiri sambutannya.

CIMG1987

Pdt. Ina (sapaan Pdt. Aplonia Kou) sebagai KMJ Haunomaten yang baru hanya menyatakan beberapa catatan penting ketika diminta memberikan arahan, ia (pdt. Ina) baru akan memulai, karena itu tidak banyak yang mau ia katakana sebelum menjalankan roda pelayanan di Haunomaten. Selanjutnya ia meminta izin untuk dalam beberapa waktu (masa peralihan ini) ia diberi kesempatan untuk kembali membenahi administrasi, organisasi dan pelayanan di jemaat Oeleon sebelum ada di Haunomaten.

CIMG1991

Sesi arahan diakhiri dengan suara gembala Ketua Majelis Klasis, yang diawali dengan menyampaikan kecemasannya: ‘saya tidak bisa tertidur lelap ketika mendengar kabar bahwa KMJ Haunomaten akan dipindahtugaskan ke Majelis Sinode (MS) sebab ketika penempata Pdt. Niko di Haunomaten, saya telah berjanji dengan jemaat bahwa beliau akan ada di jemaat selama satu periode pelayanan, kini jemaat Haunomaten pasti sudah tidak percaya dengan saya lagi’, tapi proses ini tetap berjalan, jawaban yang saya terima dari jemaat Haunomaten menunjukkan bahwa jemaat di sini adalah jemaat yang bertumbuh dan sudah memahami makna pelayanan, organisasi, karena itu kami atas nama Gereja Masehi Injili di Timor berterimakasih atas kedewasaan jemaat Haunomaten, kami percaya bahwa apa yang terjadi ini merupakan manajemen yang baik dengan tidak melihat pada orangnya tetapi pada Tuhan Yesus Kepala Gereja dan Pemilik Pelayanan ini.

Kami juga berterimakasih kepada Pdt. Niko, jujur saya sebagai KMK dapat belajar banyak hal, walau secara structural UPP MS sama dengan 1 tingkat di bawah KMJ, tapi saya optimis jawaban yang diberikan Pdt. Niko terhadap panggilan pelayanan tersebut adalah jawaban terhadap panggilan pelayanan yang mulia. Kami juga memohon maaf jika dalam komunikasi pelayanan yang terbangun selama ini ada dinamika, itu manusiawi dan harus ada, asalkan itu untuk pelayanan.

Kepada ibu Pdt. Ina; ketika kami melakukan percakapan dengan jemaat Oeleon, semua tips dan trik/jurus kami keluarkan untuk memberikan pemahaman kepada mereka soal pemutasian ini, itu berarti jemaat di sana sangat menyayangi ibu. Kehadiran ibu pendeta di Haunomaten biarlah memperkuat apa yang telah ditanam oleh bapa pdt. Niko. Kami juga berharap kepada tokoh-tokoh jemaat , kami memohon dukungan dari bapa-bapa semua. Prinsipnya: seorang hamba Tuhan ketika mengambil kebijakan itu pasti untuk suatu kebaikan jemaat Tuhan, tapi kondisi dan situasinya disesuaikan supaya apa yang terbaik itu yang dilakukan untuk pelayanan Tuhan.

Haunomaten adalah pintu masuk ke Amanuban Timur setelah Oelet, banyak ajaran, pengaruh yang masuk melalui pintu ini, karena itu persekutuan, kepekaan harus dibangun agar kita bisa menjadi filter yang baik ketika berhadapan dengan pengaruh-pengaruh yang masuk ini.

Terima kasih untuk Majelis Sinode yang mendukung semua proses ini, selanjutnya selamat jalan secara organisasi kepada bapa Pdt. Niko, tapi kita akan selalu bertemu dalam doa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *