SPIRITUAL BERBOBOT DISIPLIN KEMURIDAN
SPIRITUAL BERBOBOT DISIPLIN KEMURIDAN
Pdt. Frans Nahak
Kalangan masyarakat yang sedang berkembang, terkadang motivasi menjadi pendeta karena peluang untuk mendapat lapangan kerja. Gejala semakin besar justeru karena kesempatan untuk mendapat lapangan kerja semakin sempit. Di sinilah terletak masalahnya bahwa motivasi tidak berakar di dalam panggilan Tuhan tetapi di dalam kebutuhan lapangan kerja.
Pekerjaan sebagai pendeta jemaat bukan pekerjaan menjual jasa, melainkan pekerjaan karena panggilan. Panggilan tidak jatuh sama denga keinnginan diri sendiri maupun cita-cita pribadi, tetapi betul-betul karena pemahaman Alkitab yang menyingkapkan panggilan Allah. Bekerja karena demi panggilan Allah tidak memberi tempat kepada interes-interes, kepada imbalan besar, apalagi profit. Menurut Pdt. Dr. Benyamin Fobia (alm.), “perjumpaan seorang pendeta yang makin intensif dengan pemeran-pemeran profesi yang lain (interprofessional relations), sering mengecoh seorang pendeta sehingga menafsirkan perannya secara keliru. Pemahaman tentang tugas kependetaan makin mengandung interens menjual jasah. Dan karena itu tidak jarang kita menemukan gejala bahwa pusat pilihan seorang pendeta sudah bergeser kepada materi”.
Spiritualitas berhubungan denga kuasa ilahi yang menggerahkan atau mengarahkan seseorang untuk melakukan hal-hal yang positif. Spiritualitas Kristen mengarahkan pengikut Kristus untuk hidup lahir dan batin di hadapan Allah dan terarah kepada tugas dan panggilannya. Roh Kuduslah yang merupakan daya, kuasa yang mengarahkan. Roh, daya atau kuasa dalam bahasa Latin spiritus, istilah ini juga mengadung pengertian “sikap batin”. Maka dalam pengertian ini spiritualitas adalah daya atau dorongan kuasa yang memberikan semangat, memotifasi dan mengarahkan manusia untuk melakukan sesuatu menurut cara-cara tertentu. Spiritual itu sesuatu yang dinamis tidak statis. Intlektul dan emosional seseorang hanya dikendalikan oleh spiritualitas seseorang. Belajar dari Tuhan Yesus, di mana ada kesadaran mendasar dalam diri Tuhan Yesus. Ia mengarahkan diri-Nya kepada pekerjaan-Nya, Ia mengesampingkan segala hal yang lain. Ia fokus dan tidak terpengaruh walaupun ada cobaan/tantangan dari iblis (Mat. 4:1-11; Luk. 4:1-13), dari manusia, yaitu murid-murid-Nya sendiri (Mat. 16:16-17,22-23). Dari orang luar ahli-ahli Taurat, arang Farisi dan Saduki.
Dibutuhkan oleh oleh seoarng pendeta ialah spiritualitas. Dalam refleksi ini saya mengunakan istilah “Spiritual yang berbobot disiplin”. Salah satu arahan spiritualitas menurut Filipi 3 : 1-11 yang pada pokoknya menganjurkan hal mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
Spiritualitas semacam itu dijelaskan dengan metafora teologis pemuridan. Perkataan “murid” berasal dari perkataan Yunani mathetes, yang di dalam injil Matius digunakan untuk semua orang yang sudah, sedang, dan akan mengikuti Yesus. Menjadi murid Yesus yang pertama dan terutama tergolong kepada milik Yesus. Secara pribadi terikat kepada Dia, dan ikatan dengan Yesus mengatasi ikatan-ikatan yang lain, khususnya ikatan keluarga. Ikatan dengan Dia merupakan basis hubungan satu dengan yang lain, dan dalam ikatan itu saling menyapa sebagai saudara.
Hubungan sebagai murid terjalin menurut panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus sebagai Tuhan. Dalam hubungan inilah Matius menggunakan istilah dikaiosune dalam arti kehendak Allah, tindakan manusia sepadan dengan kehendak Allah. Kata kerja yang paling ditekankan dalam injil Matius adalah (poieo). Dan itu berarti iman adalah ketaatan kepada kehendak Tuhan. Iman tanpa ketaatan adalah bukan iman.
Refleksi di atas mengandaikan kemuridan tidak dapat dipisahka dari disiplin hidup. Disiplin berarti menjadi murid yang konsukuen dan konsiten dari kebenaran. Pembentukan spiritual tidak lain adalah pemuridan dalam arti membentuk orang-orang yang termasuk kepada persekutuan milik Kristus, menjadi orang-orang yang disiplin menurut kehendak Tuhan. Disipli tesebut mencakup aspek displin diri, disiplin persekutuan, disiplin ibadah, disiplin kerja, disiplin kewarganegaraan, dan disiplin hubungan-hubungan dengan lingkungan hidup.
Pemuridan tidak mengenal kata “selesai” dan berlaku untuk semua pengikut Yesus seumur hidup