SUDAH SELESAI
Refleksi Minggu Sengsara Keenam
Perkataan Yesus Keenam di Atas Kayu Salib
“Sudah Selesai”
YOHANES 19:30
Ada seorang mantan penatua yang mengatakan kepada saya, “pak, semuanya telah selesai. Selesai tanggung jawab saya sebagai pelayanan di gereja.” Mantan penatua ini ketika mengucapkan kata-kata ini, saya memperhatiakan raut mukanya. Ia mengatakan dengan sukacita. Jadi saya berusa mendekatinya dan bercerita dengan dia. Ia menceritakan kepada saya bahwa ketika dia masih menjabat sebagai penatua banyak tanggung jawab pelayanan. Ia dipilih menjadi Majelis harian sebagai bendahara jemaat. Yang sangat ia takutkan ketika pertanggungjawaban dan ada pemeriksaan dari BP3J. Karena sesuai dengan pengalaman pendahlunya, ketika ada laporan pertanggungjawaban sering terjadi pertengkaran, uang kurang bendaha harus bertanggungjawab untuk mengganti. Jadi ketika saat pencalonan untuk pemilihan sebagai penatua, diaken dan pengajar ia tidak mau mencalonkan diri. Dari cerita ini saya merenungkan bahwa ketika bekerja/melayani dengan ketakutan sehingga ketika selesai jabatanya maka terlepas dari ketakutan dan beban yang mengikatnya selama ini.
Dari kayu salib di Golgota kita mendengar lagi satu perkataan Yesus, yaitu “sudah selesai”. Apa yang selesai? Apakah penderitaan yang Dia alami sudah selesai? Ataukah sudah selesai kehidupan-Nya di bumi? Karena itu Dia tidak akan mengalami penderitaan lagi. Ataukah seperti penatua dalam cerita tadi, yang mengatakan sudah selesai dari tanggung jawabnya sebagai seorang pelayan? “sudah selesai dalam bahasa Yunani: “tetelestai” (Yoh. 19:30). Merupakan bentuk kata kerja yang berarti: sudah diakhiri misalnya suatu pekerjaan, sudah dicapai tujuan sudah dilaksanakan perbuatan, sudah digenapi hukum-hukum, sudah diselesaikan suatu perkara, sudah dibereskan hutang. Dalam ayat itu kata kerja itu berbentuk mutlak tanpa menambahkan pertanyaan, apa yang telah selesai. Maka kita dapat menterjemahkan dengan mengatakan: “selesai sudah”, “beres”! artinya: segala sesuatu telah selesai; semuanya sudah “beres”. Ia telah menyucikan manusia dari dosa, memperdamaikan manusia dengan Bapa-Nya di sorga. Manusia yang tadinya dihadapan kursi pengadilan Allah untuk dihukum mati diganti oleh Yesus sehingga sekarang diberi grasi (Latinnya “gratia”), artinya manusia hidup semata-mata karena gratia atau rahmat Allah. “sudah selesai” Yesus mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapa-Nya sampai tuntas. Ia berseru dengan suara kemenangan. Kalau kita masih dibangku sekolah setelah habis ulangan atau ujian, betapa senangnya kita. Yesus mengatakan bahwa “suadah selesai” bukan karena rasa kesal karena salah tetapi dia mengatakan itu dengan suara kemenangan. Ia berseru dengan suara sukacita karena Dia telah menang bukan kalah. Untuk itu ada dua pokok refleksi dalam minggu sengsara keenam ini.
Pertama, Yesus mengatakan sudah selesai agar kita bebas. Hutang dosa telah dibayar lunas oleh Yesus. Maka dengan demikian, sekarang kita hidup dari rahmat Allh. Bukan karena perbutan baik kita. Bukan karena jasa kita. Jasa kita dalam pemerintahan, dalam suatu lembaga, organisasi, dalam gereja. Itu tidak bisa membeli keselamatan atau memberi keselamatan. Iman kristen mengajarkan bahwa keselamatan itu hanya karena rahmat Tuhan. Lalu bagaimana, apakah kita tidak perlu berbuat baik, menolong orang. Berbuat baik dalam pemerintahan, suatu lembaga, organisasi dan gereja? Berarti iman Kristen itu murahan seperti rombengan. Sia-sialah perbuatan baik kita selama ini. Tidak. Berbuat baik bukan untuk meperoleh keselamatan tetapi karena kita sudah selamat maka kita dituntut untuk berbuat baik. Berbuat baik itu merupakan ucapan syukur kepada Tuhan yang terlebih dahulu berbuat baik. Orang yang tidak berbuat kebaikan adalah orang yang tidak tahu berterimakasih. Di sisi lain, rahmat Tuhan itu serentak merupakan kabar bagi mereka yang sombong dan keras hati tetapi murah bagi mereka yang rendah percaya kepada Allah dan yang rendah hati. Kita hidup dengan rahmat Allah karena Yesus telah menyelesaikan semua dosa kita sehingga kita menjadi orang yang benar-benar telah merdeka. Pertanyaan untuk kita ialah: Apakah kita benar-benar sudah merdeka sebagai warga gereja, untuk memperoleh pelayanan, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan? Ataukah aturan dalam gereja yang kita buat membebani orang untuk datang kepada Tuhan? Terkadang aturan yang kita buat dalam gereja membuat orang jauh dari gereja bahkan jauh dari Tuhan.
Kedua, Yesus mengatakan sudah selesai karena Ia menjalankan tugas-Nya sampai tuntas. Banyak pelayan-pelayan Tuhan yang tidak menyelesaikan tugas sampai selesai di tempat di mana ia ditugaskan karena takut terhadap tantangan. Kita belajar dari bahwa Yesus mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapa-Nya sampai selesai. Maka dengan demikian teladang yang telah diberikan oleh Yesus diteruskan oleh pelayan-pelayan Tuhan masa kini. Yesus mampu menyelesaikan tugas sampai akhir walaupun itu melalui penderitaan bahkan kematian, jalan salib. Namun di akhir jalan salib itu Ia dengan suara kemengan berkata sudah selesai. Demikian juga para pelayan-pelayan Tuhan masa kini, kita setia menjalankan tugas pelayan yang diembankan kepada kita sampai, walaupun harus melalui jejak Yesus yaitu jalan salib tetapi akhir kita juga akan berkata dengan suka cita sudah selesai. Marilah kita berefleksi tentang pelayanan kita. Apakah saya tidak lari dari pelayanan? Apakah sampai saat ini saya masih setia dengan pelayanan saya? Walaupun saya ditempatkan di kuan yang jauh dari kota, jarang ada tranportasi, tidak ada akses informasih, dan lain sebagainya.
SELAMAT MERAYAKAN MINGGU SENGSARA KEENAM
TUHAN YESUS BERKATI
Pdt. Frans Nahak
pelayan di jemaat besnam klasis amanuban Timur