TIDAK HANYA ADA PELANGI TAPI ADA SALIB

TIDAK HANYA ADA PELANGI TAPI ADA SALIB

Kejadian 9:8-17

Sesuai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku pendidikan pelangi timbul karena proses terjadinya atau terbentuk akibat dari sinar matahari yang memiliki banyak gelombang warna, memasuki atau melewati tetesan air, hingga keluar dan memantulkan cahaya.

Namun pelangi memiliki mitologi. Misalnya di Jepang, pelangi dipahami sebagai jembatan yang menghubungkan langit dan bumi sehingga manusia turun ke bumi.

Setiap Agama suku di NTT juga memahami pelangi secara berbeda. Misalnya, orang Amanuban Timur, Fatukopa (suku Dawan) ketika sehabis hujan pelangi muncul itu pertanda bahwa penyakit ternak akan muncul.
Orang Amanatun Selatan muncul pelangi setelah hujan pertanda bahwa tidak akan hujan.

Suku Tetun (Ema Tetun) pelangi muncul setelah hujan mereka pahami bahwa satu atau dua Minggu ke depan hujan berhenti sementara untuk masyarakat menanam.

Orang Rote Denka, pelangi muncul di arah barat berarti bagian timur tidak hujan. Kalau pelangi yang muncul melintang berarti palang hujan (Pdt. Jiska Lak’Apu )

Orang Sabu suku Dona Horo, kalau pelangi muncul sebelum hujan tahun ini curah hujan baik. Karena pelangi muncul menyedot air laut. Tapi muncul setelah maka kemungkinan hujan tahun ini tidak bagus (Pdt. Noni Sayuna)

Tanda bentuk busur berhubungan dengan pengetahuan orang Yahudi tentang cakrawala seperti sebuah kubangan, di atas cakrawala itu ada air. Cakrawala yang menutup air dari langit. Peristiwa air bah Allah membuka cakrawala sehingga air dari langit jatuh ke bumi muncullah mata-mata air sehingga terjadilah air bah.

Allah tak akan menghukum bumi lagi dengan air bah. Tanda adalah busur (TB). Banyak penafsir menyebut pelangi.

Dan Allah berfirman: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi (Kej. 12:13).
Allah tidak akan menghukum bumi lagi dengan air bah yang memusnahkan segala yang hidup. IA turunkan air hujan untuk membasahi bumi agar manusia bercocok tanam, tersedia minuman bagi ternak, tumbuhan.

Walaupun manusia yang ditimbulkan hatinya jahat namun Allah tak akan membinasakan.
“Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan (8:21)

Pertanyaan: banjir, penyakit, yang terjadi sekarang hukuman Allah? Jawabannya karena ulah manusia.

Pelangi adalah menunjuk tanda Perjanjian Allah bahwa IA tak akan menghukum manusia. Melihat pelangi adalah melihat kasih Allah. Kasih yang Allah yang tak bertepi. Pelangi aneka warna yang indah dilihat, mencerminkan kemuliaan Allah (hati Allah) bagi dunia.

Kita berada dalam Minggu sengsara Yesus. Bukan cuma ada pelangi, tetapi ada salib juga sebagai tanda keadilan Allah yg tidak hanya menahan diri tetapi menghukum diri demi selamat kita. Bolehkah kita bertekun dalam dosa agar kasih Allah yg mengampuni itu semakin bertambah (Roma 6:1). Tidak begitu! Panggilan kita adalah hidup dalam syukur tanpa akhir dalam segala keadaan, berani mengampuni dg ikhlas dan menghapus semangat balas dendam dari dalam hati kita, berani menahan diri dari berpikir, berkata dan bertindak jahat agar Allah tidak menahan secara percuma.
Kita harus menghapus semua makna negatif tentang pelangi dan gantikan dengan makna belarasa yg mengampuni tanpa syarat ( tidak syarat pertobatan dalam teks Kej. 9:8-17), ampunan tanpa batas jenis makluk (untuk semua makluk (ayt.10,16). Padahal Allah bahwa manusia itu hatinya selalu menimbulkan hal jahat sejak kecilnya (Kej.8:21). Bagi orang yang percaya TUHAN Yesus pelangi bukan tanda penyakit tetapi tanda kasih tak bertepi dari Tuhan yg sudi menderita dan berkorban diri bagi keselamatan umat manusia. FN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *