YESUS BERCERITA MENGGUNAKAN CARA YANG SEDERHANA
YESUS BERCERITA MENGUNAKAN CARA YANG SEDERHANA
PDT. FRANS NAHAK
Pandemi covid-19 membuat sekolah Minggu di rumah. Mereka membentuk kelompok kecil lalu pengajaran hadir untuk sama-sama mereka bersekolah Minggu.
Kemarin saya hadir di salah satu kelompok sekolah Minggu, yakni kumpulan anak-anak sekolah Minggu rayon 1 dan 2 Jemaat Paulus Taebone.
Pagi ini saya kembali berevaluasi kemudian membaca Markus 12:37b “Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat”. The New International Version mengatakan mendengar dengan senang hati.
Apakah anak senang mendengar cerita saya? Pertanyaan itu yang membuat saya berefleksi pagi ini.
Yesus menarik perhatian orang banyak yang besar jumlahnya dengan cara-cara yang bisa kita gunakan.
???Pertama-tama Ia menggunakan sebuah cerita untuk menyampaikan maksud-Nya. Ia seorang ahli dalam bercerita. Cara yang disukai Yesus dalam hal menyampaikan hal kerajaan Allah menggunakan cerita.
Matius 13:34 “Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka.”
Ada banyak keuntungan bila menyampaikan hal kerajaan Allah dengan cerita:
Pertama, cerita menarik perhatian kita. Telivisi begitu populer pada zamannya yang merupakan alat bercerita yang menarik. Komedi, drama, berita, perbincangan bahkan pariwara semuanya adalah cerita. Sekarang beralih ke gadget.
Kedua, cerita membangkitkan emosi. Cerita mempengaruhi kita dalam cara-cara yang yang tidak pernah dilakukan oleh proposisi atau ajaran. Jika hendak merubah kehidupan kita harus merancang pesan mengunakan cerita sehari-hari agar berdampak bagi kehidupan.
Ketiga, cerita menolong kita untuk mengingat. Saya pernah menjadi calon vikaris di salah satu Jemaat. Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan salah satu orang tua dari Jemaat tersebut. Dia datang bertemu dengan saya dan bercerita. Pak dulu pernah pimpin kebaktian di gereja dan bercerita tentang tiga orang pikul salib. Saya sendiri sudah lupa tentang cerita itu dan kapan saya khotbah di jemaat itu.
??? Kedua, Yesus menggunakan bahasa yang sederhana, bukan istilah teknis atau teologis. Ia menggunakan bahasa Aram, bahasa sehari-hari. Ia bercerita tentang burung, gandum dan lalang, mata uang, bunga, pohon, domba, dll, yang ada hubungannya dengan kehidupan mereka.
Yesus mengajarkan kebenaran dengan cara yang sederhana, janganlah kita mengajarkan kebenaran dengan cara yang rumit.
Albert Einstein berkata, “anda tidak benar-benar memahami sesuatu kecuali anda dapat menyampaikan dengan cara yang sederhana.”