YESUS BERTUBUH SEPERTI ANAK-ANAK PADA UMUMNYA

YESUS BERTUBUH SEPERTI ANAK-ANAK PADA UMUMNYA

Ibadah Syukur Pelepasan anak PAUD Terpadu Bintang Feotmone dan Kelompok Bermain PAUD Glorious, Desa Nifukiu Kecamatan Amanuban -TTS, pada hari ini dipimpin oleh Pdt. Frans Nahak.

Bacaan Alkitab menjadi perenungan dalam ibadah tersebut terambil dari Lukas 2:41-52. Dalam renungan Pdt. Frans Nahak mengatakan bahwa setelan peristiwa Yesus berusia dua belas tahun di Bait Allah, Alkitab tidak mencatat kehidupan Yesus sampai Yesus berusia tiga puluh tahun. Jadi delapan belas tahun merupakan tahun-tahun yang penuh rahasia. Selama delapan belas tahun Yesus tinggal bersama kedua orang tua-Nya.

Sebelum umur dua belas tahun Alkitab juga tidak mencatat masa-masa Yesus jadi bayi dan kanak-kanak. Hanya tiga kali masa kecil Yesus disebutkan, Yesus masih bayi berbaring di palungan, kemudian disunat dan berumur dua belas tahun.

Apa yang terjadi pada Yesus? Kita bisa membayangkan itu. Seperti anak-anak Yahudi pada umumnya, orang tua-Nya pasti mengasuh, merawat dan menghantar ke sekolah. Ia pasti mengikuti pendidikan formal. Kurikulum pendidikan orang Yahudi pada waktu itu, usia lima tahun belajar Mikra (membaca Taurat), kemudian pada usia sepuluh tahun belajar Mishna (catatan tulisan dari hukum lisan Taurat dari orang-orang Yahudi dari generasi ke generasi), usia tiga belas tahun belajar Tamlud (catatan tentang diskusi para nabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah), usia dua puluh tahun belajar Midrash (cara mengajar kitab suci secara homiletika).

Setiap tahun kedua orang tua-Nya ke Yerusalem merayakan Paskah. Tidak hanya setiap tahun ke Bait Allah, tetapi sebagai orang yang taat beragama hadir di sinagoge setiap hari sabat untuk beribadah bersama Yesus. Orang tua-Nya terbiasa beribadah, karena itu Bait Allah tidak lagi menjadi asing bagi Yesus. Bait Allah dijadikan rumah bagi-Nya.

Maka kita bisa belajar: pertama, kebiasaan orang tua membentuk anak-anak. Anak akan terbiasa ke gereja jika orang tua membawa ke gereja. Anak terbiasa berdoa jika dalam rumah orang tua biasa berdoa bersama dalam rumah. Anak akan terbiasa belajar jika orang tua mewajibkan anak belajar setiap hari, anak akan rajin ke sekolah jika orang tua biasa menghantar anak ke sekolah. Juga, anak biasa maki-maki jika orang tua terbiasa maki, anak suka bertengkar karena orang tua biasa bertengkar.

Kedua, dalam diskusi di Bait Allah Yesus sangat cerdas. Kecerdasan itu adalah kemampuan seseorang orang untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui kemampuan berpikir. Kecerdasan itu tidak muncul dengan sendirinya tetapi karena asupan gizi seorang anak diperhatikan mulai dari kandungan sampai kepada ia lahir, kanak-kanak dan bersekolah. Maria dan Yusuf sebagai orang tua pasti memperhatikan karena Yesus anak mereka, anak sulung harapan keluarga dan saudara/i-Nya kelak.

Kita berharap agar anak-anak dari PAUD ini anak-anak yang cerdas karena asuhan dan didikan dari PAUD ini. Mereka  tumbuh dewasa menjadi anak-anak yang cerdas, tidak lari dari tanggungjawab dan bisa bersaing dengan anak-anak di luar sana. Ke depan dari mereka ini muncul pemimpin dari desa ini untuk TTS.

Ketiga, Ia hidup dalam asuhan orang tua-Nya, artinya orang tua membimbing, mendidik, merawat, memantau, melatih Yesus sebagai anak mereka.

Asuhan utama bagi anak adalah dari orang tua. Orang tua tidak bisa melempar tanggung jawab semua kepada guru karena tatap muka antara guru dan anak-anak terbatas. Tetapi orang tua guru utama dalam rumah. Meja makan keluarga dan kamar tidur adalah ruangan kelas yang paling ramah dan efektif bagi pendidikan anak-anak.

Keempat,  karena perhatian dari orang tua maka Yesus bertambah hikmat, secara fisik Ia bertumbuh dan sangat dikasihi Allah dan manusia. Di sini kita menemukan Allah yang turut bekerja dalam diri seorang anak pada masa pertumbuhan melalui pengasuhan orang tua.

Kelima, yang menjadi guru bagi anak-anak di PAUD ini semuanya perempuan. Yesus diasuh oleh bunda Maria, ketika ia mengasuh Yesus tanpa ia sadar, ia sementara mengasuh Juruselamat Umat manusia.  Kamu adalah bunda PAUD yang mengasuh anak-anak yang adalah masa depan gereja dan daerah kita. Siapa tahu kelak dari mereka ini muncul seorang pemimpin yang akan memimpin daerah ini. Maria pun tak tahu bahwa Yesus adalah anak Allah.

Hadir dalam ibadah syukur tersebut adalah kepala dinas pendidikan TTS yang diwakili oleh sekretaris, Jamory Liunokas.

Ia mengingatkan orang tua untuk pengasuhan anak dalam rumah dan memperhatikan jam belajar anak di rumah. Di PAUD kelas belajar dan bermain, belajar mengenal pribadi, keluarga, lingkungan dan belajar mengenal huruf.

PAUD Bintang Feotmone tahun ini merupakan tahun pertama melepas sebelas anak. Ruang belajar PAUD masih menggunakan rumah Serikus Nenoliu di RT/02 RW/01 Dusun A Desa Nifukiu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *